Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Jalan-jalan ke 'Kuburan Pesawat' di Bandara

Salah satunya adalah hanggar pesawat mangkrak atau pesawat yang sudah tidak dioperasikan lagi oleh maskapai

Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Jalan-jalan ke 'Kuburan Pesawat' di Bandara
Kompas.com/Andri Donal Putra
Kondisi di dalam pesawat mangkrak jenis Airbus yang terparkir di bekas hanggar Batavia Air Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Selasa (23/6/2015). 

TRIBUNNEWS.COM, TANGERANG - Ada beberapa area yang tidak tersentuh oleh orang awam di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang. Salah satunya adalah hanggar pesawat mangkrak atau pesawat yang sudah tidak dioperasikan lagi oleh maskapai.

Lokasi tempat pesawat mangkrak ada di bekas hanggar milik maskapai Batavia Air, tepatnya dekat markas pemadam kebakaran yang masih satu wilayah dengan kawasan perkantoran Bandara Soekarno-Hatta.

Kompas.com bersama sejumlah pewarta berkesempatan masuk ke sana dengan didampingi oleh perwakilan dari PT Angkasa Pura II. Untuk mencapai tempat pesawat mangkrak, para pewarta harus melewati pemeriksaan oleh aparat TNI yang berjaga di sana.

Jarak dari gerbang paling depan sampai masuk ke tempat pesawat mangkrak sekitar satu kilometer. Pemandangan yang terlihat saat awal turun adalah banyaknya pesawat yang diparkir secara tidak beraturan. Ada dua unit pesawat yang sengaja diparkir di area rumput. Selebihnya, pesawat diparkir secara acak di area hanggar.

Beberapa pesawat di antaranya adalah milik Kartika Airlines dan Bouraq Air. Beberapa pesawat sudah tidak utuh. Ada yang moncongnya sudah tidak ada, ada yang sayapnya hilang sebelah, ada pula yang hampir semua bagian pesawatnya dibongkar habis.

Pemandangan seperti itu terlihat seperti "kuburan pesawat". Namun kondisi di sana bukan tanpa kegiatan. Beberapa pesawat yang mangkrak ada yang ditawar untuk dibeli oleh pihak-pihak tertentu.

Pihak tersebut ada yang langsung membeli ke maskapai dan menawar sejumlah harga untuk mendapatkan pesawat yang mangkrak itu. Mereka mengincar bagian-bagian pesawat yang masih bisa dijual atau dimanfaatkan lagi, seperti barang-barang yang mengandung besi dan platina.

BERITA REKOMENDASI

"Ini bos kita minta dipreteli semuanya. Nanti pretelan-pretelannya dikiloin, sekilo biasanya dihargain Rp 13.000," kata salah satu tukang bongkar pesawat mangkrak, Tomo (39), Selasa (23/6/2015).

Menurut Tomo yang ditugasi membongkar pesawat Garuda Indonesia Boeing 737 seri lama ini, bosnya membeli pesawat mangkrak itu sekitar Rp 300 juta. Garuda Indonesia melepas pesawat yang diperkirakan sudah berusia 20 tahun lebih itu tanpa mesin. Hanya badan dan rangka pesawat yang diberikan. Mesin pesawat tetap diambil oleh pihak Garuda Indonesia.

Pantauan Kompas.com, masih ada 15 lebih unit pesawat mangkrak di sana. Sedangkan, PT Angkasa Pura II mendata hanya ada enam pesawat mangkrak yang tersisa. Pesawat-pesawat tersebut masih dibiarkan sampai pemilik pesawat dengan pihak bandara mencapai suatu kesepakatan. Sedangkan pesawat mangkrak lain sudah dipastikan akan dimusnahkan, salah satu caranya adalah dengan dibongkar secara manual oleh tukang yang disewa. (Andri Donnal Putera)

Sumber: Kompas.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas