Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

'Daripada Warga DKI Kena Kanker Lebih Baik Pedagang Marah'

Pria yang akrab disapa Ahok tersebut melakukan inspeksi mendadak terhadap makanan dan minuman yang dijajakan para PKL

Penulis: Adi Suhendi
Editor: Hendra Gunawan
zoom-in 'Daripada Warga DKI Kena Kanker Lebih Baik Pedagang Marah'
WARTA KOTA/ANGGA BHAGYA NUGRAHA
Sejumlah pembeli memadati Bazar Ramadhan di Pasar Takjil Bendungan Hilir, Jakarta Pusat, Kamis (18/6). Hari pertama puasa, pengunjung berburu beraneka ragam makanan dan jajanan khas untuk berbuka puasa. Warta Kota/angga bhagya nugraha 

Laporan wartawan tribunnews.com, Adi Suhendi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA-- Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama memilih Pedagang Kaki Lima (PKL) marah ketimbang akibat makanan yang dijajakannya banyak warga DKI Jakarta yang mengalami sakit kanker.

Pria yang akrab disapa Ahok tersebut melakukan inspeksi mendadak terhadap makanan dan minuman yang dijajakan para PKL di sentra jajanan khas Ramadan di Bendungan Hilir (Benhil) Jakarta Pusat.

"Kita harus berani, orang mau marah yah terserah yang penting warga DKI jangan sampai kanker," ucap Ahok di Benhil, Jakarta Pusat, Sabtu (27/6/2015).

Dirinya lebih baik menyarankan agar warga DKI tidak mengkonsumsi kerupuk yang berwarna karena setelah diuji laboratorium, kerupuk berwarna merah ternyata mengandung zat kimia berbahaya yang bisa menyebabkan kanker.

"Maka saya sarankan seperti ini. Kalau kerupuk merah mengandung pewarna yah kita harus cari tahu kerupuk merah ini pabriknya dimana, kalau perlu tidak makan kerupuk merah lagi," ujarnya.

Dikatakan dia zat rodhamin yang terkandung dalam zat pewarna bisa merusak hati. Sehingga tidak aneh bila ada warga DKI yang terkena kanker hati.

Berita Rekomendasi

"Itu karena banyak makan produk seperti ini nih, merah-merah zat pewarna. Kita harus tegas. Kita mulai jajanan PKL yang kita dorong masuk ke balai Kota saja kalau tidak ada tes dari BPOM jangan disajikan deh kasian tamu," ungkapnya.

Ia mencotohkan seperti jajanan di Monas sebelum para pedagangnya dibina berjualan di Lenggang Jakarta. Hampir 30 persen makanan yang dijajakanya sebelumnya mengandung kimia.

"Makanya begitu kita dorong ke Lenggang Jakarta kita jamin bebas dari zat bahaya," ucapnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
Berita Populer
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas