Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Ada Aktivitas Pembakaran Sampah, Warga Setiabudi Dua Hari Hidup Diselimuti Asap

Alhasil, asap yang mempunyai bau tidak sedap itu menganggu pernafasan warga sekitar di Jalan Karet Raya

zoom-in Ada Aktivitas Pembakaran Sampah, Warga Setiabudi Dua Hari Hidup Diselimuti Asap
Wartakota/Bintang Pradewo
Warga yang tinggal di Kelurahan Karet, Kecamatan Setiabudi, Jakarta Selatan sudah dua hari ini diselimuti asap pekat yang berasal dari sampah dan puing yang terbakar. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Hampir dua malam kepulan asap putih yang disebabkan kobaran api dari sampah dan puing di sebuah lahan kosong sekitar 1 hektar dekat kantor Kelurahan Karet, Setiabudi, Jakarta Selatan, Rabu (1/7/2015) pagi masih menyelimuti lingkungan itu.

Alhasil, asap yang mempunyai bau tidak sedap itu menganggu pernafasan warga sekitar di Jalan Karet Raya.

Diketahui sebelumnya, kebakaran di sana terjadi pada Senin (29/6/2015) pukul 23.00 WIB. Petugas dari Suku Dinas Pertamanan dan Suku Dinas Pemadam Kebakaran Jakarta Selatan sempat berusaha memadamkan api.

Namun, api yang diduga berbentuk bara yang dibawah puing-puing belum bisa dipadamkan.

Pantauan permukiman di sekitar tanah kosong itu pun disambangi asap yang mengepul dalam beberapa jam terakhir. Akibatnya penduduk sekitar mengeluhkan hal itu.

Salah satunya, Mulyani (39) warga Setiabudi lainnya merasa takut keracunan ketika ia mengisap asap yang memasuki rumahnya semalaman. Sebab, bau asap tercium sangat pekat.

"Asap bakar-bakaran ini kan bahaya, makanya saya jadi susah tidur. Nanti kalau bangun-bangun keracunan bagaimana? Saya sudah semprot kipas angin enggak ngaruh," ujar wanita berjilbab ini di lokasi.

Berita Rekomendasi

Dia yang merupakan warga Setiabudi yang posisi rumahnya berada di gang depan sumber asap mengeluhkan asap yang masuk ke rumahnya semalaman kemarin. Bahkan hingga pagi ini, kata dia, bau asap masih tercium di rumahnya.

"Dari semalam anginnya menuju ke arah sini. Jadi bau asap rumah saya," tuturnya.

Ia menuturkan, bau asap pun menjadi melekat di pakaian, handuk, gorden, dan kain-kain lainnya yang digantung di rumahnya. Sehingga ia pun berencana mencucinya kembali.

Sementara itu, Lina (34) mengatakan, aktivitas membakar sampah di tanah kosong Setiabudi memang sering terjadi, tetapi baru kali ini menimbulkan asap yang berkepanjangan.

Ia pun berharap, pemerintah setempat mengatur warga supaya tidak lagi membakar sampah di sana supaya kejadian ini tidak terulang.

"Itu sampah-sampah di sana kayaknya sudah membuat gas, jadinya api enggak padam-padam. Bahaya kalau bakar sampah di sana," ujar Lina.

Kepala Suku Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan‎ Jakarta Selatan, Irwan menuturkan, api di lahan kosong itu sudah bisa dipadamkan, Selasa (30/6/2015) lalu.

Namun, asap karena kobaran api memang belum bisa ditanggulangi.

"Kemarin sudah ditangani dan api bisa dipadamkan," kata dia.

Menurutnya pada bulan suci Ramadan 1436 memang musim kering. Sehingga, ‎daun dan sampah sangta mudah terbakar. Oleh sebab itu, masyarakat diwajibkan berhati-hati dan waspada kalau membakar sampah.

"Kami tidak bisa melarang masyarakat membakar sampah. Tapi, tolong diawasi kala membakar sampah," ucapnya. (Bintang Pradewo)

Tags:
Sumber: Warta Kota
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas