Jadi Joki dan Palsukan Identitas Modus Para Calo Tiket Kereta Api
Kini ada dua modus yang dilakukan oleh calo untuk menarik keuntungan dari penumpang. Cara itu adalah dengan menjadi joki dan memalsukan identitas.
Penulis: Valdy Arief
Editor: Dewi Agustina
Laporan Wartawan Tribunnews, Valdy Arief
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Praktek percaloan tiket masih terjadi pada arus mudik 2015. Hal ini dibenarkan oleh Manager Corporate Communication Daerah Operasional 1 PT KAI, Bambang S Prayitno.
"Saya kira percaloan bagaimana pun tetap ada, kemarin dari Kepolisian Jakarta Pusat dan Polsek Senen menangkap 11 orang yang diduga calo, 3 hari lalu Polres Jakarta Pusat menangkap 3 orang," ujar Bambang yang ditemui Tribunnews, Kamis (9/7/2015) di Stasiun Pasar Senen, Jakarta Pusat.
Bambang menjelaskan kini ada dua modus yang dilakukan oleh calo untuk menarik keuntungan dari penumpang. Cara itu adalah dengan menjadi joki dan memalsukan identitas saat membeli tiket.
Menurut Bambang, calo dalam menjalankan aksinya cenderung merugikan penumpang.
"Joki bisa merugikan penumpang itu sendiri, pengguna KA sangat rugi, karena tidak ada ganti rugi, yang pasti sebarannya tidak banyak," sebut Bambang.
Bambang menceritakan, modus praktek percaloan biasanya menjual jasanya dengan gadget dan mengubah identitas di tiket. Mereka menggunakan kartu identitas dari kerabat terdekatnya untuk beli tiket.
Manajer Komunikasi PT KAI ini juga menepis kemungkinan pihak internal bekerja sama dengan calo dan akan menindak jika diketahui ada karyawan yang menjadi calo.
"Saya kira kalau internal (PT KAI) tidak mungkin, kita sudah cukup tegas bisa dipecat langsung," sebutnya.
Terkait pengamanan mudik 2015, PT KAI DAOP 1 menyiapkan 899 personel pengaman dari internal. Unsur pengamanan dari TNI dan Polri juga menurunkan 689 personel yang disebar dari Stasiun Merak sampai Cikampek.