Wisata Perahu Sungai Brantas Diminati saat Libur Lebaran
Pangkalan perahu wisata ini ada di bawah areal Jembatan Brawijaya.
Editor: Mohamad Yoenus
"Perahu wisata ini masih usaha rintisan, bagi kami tak masalah bila masih merugi," ujarnya.
Peminat perahu wisata Sungai Brantas ini tidak hanya warga Kediri, tapi warga dari luar kota.
Malahan beberapa waktu lalu, ada turis asal Belanda yang meminta diantar menyusuri Sungai Brantas di Kota Kediri.
Moestoro mengaku selain menjalankan usaha perahu wisata juga ikut membersihkan sungai dari kotoran.
Malahan jika ada batang kayu dan bambu yang hanyut dan tersangkut di bawah jembatan ditarik ke pinggir sungai.
Kawasan Sungai Brantas di Kota Kediri juga masih relatif bersih dibanding dengan di Malang dan Mojokerto.
"Kami pernah diputarkan film tentang Sungai Brantas di salah satu kampus di Malang. Ternyata debit airnya tidak banyak berkurang saat musim kemarau," ujarnya.
Moestoro menuturkan, dari 10 unit perahu yang dikelolanya, 5 perahu dapat digunakan.
Perahu itu didatangkan dari Pantai Prigi dan Popoh dan satu perahu eks penambang pasir yang telah diubah menjadi perahu wisata.
Order jasa perahu wisata semakin sepi setelah pembangunan Jembatan Brawijaya dihentikan sejak tahun lalu.
Padahal saat pembangunan Jembatan Brawijaya, pekerja proyek banyak yang memanfaatkan jasa perahu untuk mengangkut peralatan.
"Perahu kami juga berfungsi sebagai SAR untuk menyelamatkan pekerja yang terjatuh ke sungai. Ada beberapa pekerja yang jatuh kami selamatkan," ungkapnya.
Mantan wartawan ini mengaku berwisata menyusuri Sungai Brantas lebih menarik ketimbang wisata di Danau Sarangan.
"Kalau benar-benar dikelola dengan baik, wisata perahu menyusuri Sungai Brantas memberikan nilai lebih," ujarnya.
Moestoro juga melengkapi perahu wisata yang dikelolanya dengan peralatan pengaman.
Di antaranya baju pelampung, ban karet dan pipa penyeimbang yang ada di kanan-kini perahu.(*)