Curhat Korban Kebakaran Pasar Gembrong: Kami Bingung Mau Tidur Dimana
Casri mengaku kaget begitu tahu tetangganya berlarian keluar rumah. Saat itu, Casri sedang menidurkan anaknya yang masih kecil
Editor: Rachmat Hidayat
Penulis, Ikhsan Digdo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Casri mengaku kaget begitu tahu tetangganya berlarian keluar rumah. Saat itu, Casri sedang menidurkan anaknya yang masih balita.
"Saya kaget dengan kejadian itu, saya sedang menidurkan anak saya yang masih balita, tiba-tiba warga di luar berteriak. Saat saya keluar, ternyata api sudah menyala sangat besar", ujar ibu Casri salah satu warga yang bermukim di pasar gembrong saat ditemui, Rabu (5/8/2015).
Casri kemudian mengungkap peristiwa kebakaran di Pasar Gembrong, Jakarta Timur, yang terjadi sehari sebelumnya, Selasa (4/8/2015) malam. Kebakaran yang menghanguskan bangunan yang terdiri dari diantara rumah warga dan toko milik warga di daerah tersebut.
Casri mengungkap, kebakaran tersebut terjadi karena ada yang membakar sampah kering, oleh warga setempat yang kemudian menyambar, membuat api makin membesar dan menghanguskan bangunan yang ada. Menurutnya, warga yang bermukim di belakang Pasar Gembrong, membakar sampah di pinggir sungai .
Casri kecewa, saat kebakaran terjadi hanya terlihat satu unit mobil pemadam kebakaran sehingga tak dapat menyelamatkan bangunan yang terus dilahap api yang makin membesar.
"Kendala sulitnya mencari sumber air juga menjadi alasan mengapa para pemadam kebakaran sulit untuk memadamkan api," cerita Casri.
Santi, warga sekitar yang juga sempat ditemui mengungkapkan, tujuh kios habis dilahap api, termasuk kios miliknya. Kios tersebut terdiri dari kios yang menjual mainan dan boneka.
"Akibat kebakaran itu saya mengalami kerugian 50 juta rupiah. Gudang mainan saya yang terletak dibelakang kios saya juga habis terbakar," ujar Santi lirih.
Santi mengaku sudah berjualan selama 5 tahun di Pasar Gembrong. Ia merasa putus asa, belum bisa berfikir untuk mencari mata pencaharian baru pasca tokonya ludes terbakar.
"Saya terpaksa tidur di gudang karpet, karena saya tidak tahu kemana lagi untuk berlindung karena rumah saya sudah habis terbakar", ujar Nani menimpali pernyataan Santi. Nani juga warga sekitar yang rumahnya ikut terbakar .
Dari pantauan tribun, terlihat bantuan datang sejak pagi hariyang berasal dari dinas sosial. Bantuan tersebut berupa makanan seperti biskuit, roti, nasi, juga minuman. Para korban kebakaran sebagian mengungsi di salah satu mushola yang tak jauh dari lokasi kebakaran.
Warga berharap pemerintah DKI Jakarta segera, mau memberikan ganti rugi. Harapan karena merasa putus asa tidak lagi mempunyai tempat tinggal, juga mata pencaharian yang telah dijalani selama puluhan tahun. "Bantu kami. Saya sudah tua dan bingung harus tidur dimana lagi, " keluh Nani, seorang ibu yang sudah terlihat sepuh ini kepada tribun.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.