Ahok Cium Ada Aroma Persaingan di Balik Pengurusan Admnistrasi Bus Scania
Ahok merasa ada kejanggalan terkait Sertifikat Uji Tipe yang menyatakan bus buatan Swedia itu hanya memiliki kapasitas muatan 34 hingga 41 orang.
Penulis: Adi Suhendi
Editor: Gusti Sawabi
Laporan wartawan tribunnews.com : Adi Suhendi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA-- Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama merasa ada kejanggalan terkait Sertifikat Uji Tipe (SRUT) yang menyatakan bus buatan Swedia itu hanya memiliki kapasitas muatan 34 hingga 41 orang.
Pria yang akrab disapa Ahok tersebut mengatakan tidak mungkin ada bus articulated yang memiliki kursi 111 unit, bila pun ada namanya bukan bus tetap kereta api.
"Kursinya memang 30-an, tapi muat orang banyak. Boleh tidak berdiri? Boleh, tinggal dihitung 111 kira-kira begitu. Boleh tidak mengangkut sampai 140 orang kalau busnya kurang? Dijejelin orang begitu penuh. Toh dilakukan juga. Yang penting busnya tidak kebakar, suspensinya bagus, dan tidak mogok lah sekarang," ungkap Ahok di Balai Kota, Selasa (11/8/2015).
Dikatakan dia entah dimana letak kesalahannya. Tetapi Ahok menduga ada yang sengaja ingin menjatuhkan bus tersebut, supaya Pemprov DKI Jakarta membeli bus yang lain.
"Mesti ada investigasi, ini sengaja kesalahan, sabotase, mau cari gara-gara karena sekarang bus lain kita tidak mau beli. Kita mau beli bus yang terbaik, kita tidak tahu persaingan seperti apa. Apakah orang dalam disogok saya tidak tahu. Tapi bagi saya untuk apa mempersoalkan administrasi?" ungkapnya.
Mantan Bupati Belitung Timur ini pun kembali mengungkit bus CSR Tahir yang akhirnya dibongkar kembali karena dianggap tidak memenuhi standar seperti yang duitentukan Kementerian Perhubungan beberapa waktu lalu. Saat itu sasis bus tingkat tersebut dipermasalahkan meskipun bus yang diterima DKI bermerk Mercedes Benz.
Namun anehnya, bus-bus asal Tiongkok yang tidak jelas merknya waktu itu tidak pernah dipermasalahkan Kementerian Perhubungan.
"Bus merek China yang Weicai bisa saya beli ribuan. Saya mending ada bus tingkat daripada mesti beli yang impor. Menurut saya itu salahnya di mana? Masa Mercedes-Benz mau bikin yang salah? Sasisnya tidak sesuai? Saya tanya konteiner sesuai tidak sasisnya? Kopami-Kopaja, mikrolet sesuai tidak sasisnya? Itu tidak ada yang sesuai. Terus mesin-mesin (truk) molen itu sesuai tidak sasisnya? Tidak sesuai semua. Kenapa tidak dipersoalkan? Saya lihat Jakarta kalau ditahan-tahan senang," ungkapnya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.