Ahok: Jiwa Patriot Tak Curi Uang Rakyat dan Terima Suap
"Saya kira salah satu arti patriotisme tak mencuri uang rakyat, tak menerima suap, dan tak berpihak pada suku, ras, atau agama, tapi taat konstitusi."
Penulis: Dennis Destryawan
Editor: Y Gustaman
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Dennis Destryawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), dalam pidato acara pengukuhan anggota pasukan pengibar bendera pusaka (Paskibraka), menyebutkan jiwa patriotisme telah hilang di Indonesia.
Ahok mengukuhkan anggota Paskibraka Provinsi DKI Jakarta 2015, sekaligus menyerahkan piagam penghargaan kepada para anggota Paskibraka DKI Jakarta 2014. Ahok berpidato di depan para anggota Paskibraka di Balaikota, Jakarta.
"Selamat untuk terpilihnya kalian. Dulu saya ingin sekali ikut anggota Paskibraka, tapi nggak pernah kepilih, tapi sekarang malah jadi pembinanya. Harusnya, kalian yang berdiri di sini, harus lebih mungkin menjadi pembinanya," ucap Ahok, Jumat (14/8/2015).
Di tengah-tengah pidatonya, Ahok sempat menyinggung soal hilangnya jiwa patriotisme di Indonesia. Menurut suami dari Veronica Tan ini, arti patriotisme itu salah satunya tak mencuri uang rakyat.
"Saya kira sekarang ini, patriotisme kita hilang, tiba-tiba konsep bernegara kita hilang. Saya kira salah satu arti patriotisme adalah tidak mencuri uang rakyat, tidak menerima suap, dan tidak berpihak pada suku, ras, atau agama, tapi taat pada konstitusi. Saya memilih tidak dipilih jika tak taat kepada konstitusi," ujar pria barusia 49 tahun ini, yang disambut tepuk tangan dari para hadiran.
Pada 17 Agustus nanti, Indonesia akan berusia 70 tahun. Ahok mengibaratkan Indonesia dengan manusia yang telah berusia 70 tahun, tapi masih tetap bekerjakeras berusaha untuk maju.
"Ibarat manusia yang hidup, 70 tahun itu sudah tua. Seharusnya 70 tahun kita merdeka, kita harus maju. Tapi di lain sisi kita bersyukur 70 tahun saja masih mampu untuk kerja keras. Akar semua permasalahan kita sebenarnya adalah korupsi," tambah dia.