Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Setelah Nginap Semalam Warga Bilang: Enak Neng, Ibu Tidurnya Adem

Awalnya juga saya takut enggak betah apa gimana. Namanya tempat baru kan.

Editor: Johnson Simanjuntak
zoom-in Setelah Nginap Semalam Warga Bilang: Enak Neng, Ibu Tidurnya Adem
WARTA KOTA/ANGGA BHAGYA NUGRAHA
Salah satu ruangan di Rusun Jatinegara Barat, Jakarta Timur, Kamis (20/8/2015). Ratusan warga Kampung Pulo yang rumahnya terkena penertiban direlokasi ke Rusun tersebut. Warta Kota/angga bhagya nugraha 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ini cerita warga Kampung Pulo yang merasakan tinggal di rumah barunya. Meski harus meninggalkan rumah lama di permukiman Kampung Pulo, sebagian warga tampak bersemangat pindah ke tempat tinggal barunya di Rusunawa Jatinegara Barat.

Salah satunya adalah Fatimah yang merasakan perbedaan tinggal di rusun ini.

"Awalnya juga saya takut enggak betah apa gimana. Namanya tempat baru kan. Tetapi, nginep semalem, ternyata enak," ujar Fatimah di Rusunawa Jatinegara Barat, Jumat (21/8/2015).

Sebelumnya, Fatimah bercerita terlebih dahulu mengenai kondisi rumahnya yang digusur kemarin. Tempat tinggalnya di Kampung Pulo adalah rumah kecil yang sederhana dan semipermanen.

Ukurannya juga lebih kecil daripada rusun yang dia dapat saat ini. Saat musim hujan, banjir menjadi hal mutlak terjadi di rumahnya.

"Saya mah dari kecil sudah ngerasain banjir, orang saya yang sering nyerokin air di rumah kalau banjir," ujar Fatimah.

Saat rumahnya digusur dan dia sekeluarga diharuskan pindah ke rusun, Fatimah sempat menolak. Dia khawatir tidak dapat beradaptasi dengan lingkungan yang baru.

BERITA TERKAIT

Terlebih lagi, dia masih tinggal bersama ibunya. Dia takut sang ibu tidak betah tinggal di rusun itu. Akan tetapi, Fatimah tidak mempunyai pilihan lain.

Membeli rumah atau mengontrak adalah hal yang belum bisa dilakukan oleh Fatimah untuk keluarganya. Akhirnya, dia pun mencoba untuk pindah ke rusun.

Kesan pertama yang dia dapat setelah masuk ke dalam rusun adalah tempatnya yang bersih. Fatimah langsung merasa nyaman dengan situasi itu.

Kamar yang tersedia juga cukup untuk dia yang hidup bersama ibu, suami, serta dua anaknya. Memang, ruang memasak yang ada di unit itu sangat terbatas.

Letaknya juga digunakan bersama-sama dengan ruang tamu dan yang lain. Akan tetapi, hal itu tidak terlalu dipermasalahkan Fatimah.

Sebab, sejak masih tinggal di Kampung Pulo, dia terbiasa membeli makanan jadi. "Enaknya juga di sini enggak ada tikus. Di tempat saya yang lama banyak tikusnya," ujar Fatimah.

Selain itu, hal yang paling membuat Fatimah senang tinggal di rusun adalah karena sang ibu ternyata betah tinggal di sana.

Awalnya, sang ibu pernah bercerita kekhawatiran jika tinggal di rusun, seperti kehilangan tetangga dan sulit pergi ke suatu tempat karena masih belum bisa mengoperasikan lift.

Akan tetapi, setelah menginap semalam, Fatimah mengatakan ibunya merasa betah. "Kata ibu saya, 'Enak Neng, ibu tidurnya adem.' Kamar kan memang ada jendelanya lumayan besar ya. Kalau sore, angin yang masuk itu sepoi-sepoi banget," ujar Fatimah.

"Ada balkon juga walau kecil kan. Bisa lihat pemandangan Jakarta dari atas sini," kata dia. Meski demikian, dia tidak menampik ada hal-hal yang tidak mengenakkan tinggal di rusun ini.

Salah satu hal tidak enak yang paling dia rasakan adalah akses naik dan turun di dalam rusun. Meski rusun memiliki lima lift, Fatimah harus menunggu lift tiba dalam waktu yang lama.

Belum lagi, saat tiba, lift dalam keadaan yang hampir selalu penuh. "Apalagi waktu masih banyak yang pindahan kaya sekarang. Kalau enggak perlu-perlu amat di kamar saja deh. Bedanya sama rumah yang dulu kan kalau mau keluar ya tinggal buka pintu saja," ujar dia.(Jessi Carina)

Sumber: Kompas.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas