Kerap Dipungli, Sopir Angkot Slipi Mulai Resah
Sejumlah sopir angkutan kota Koperasi Wahana Kalpika (KWK) jurusan Slipi-Grogol, Jakarta Barat mengaku resah atas pungutan liar
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sejumlah sopir angkutan kota Koperasi Wahana Kalpika (KWK) jurusan Slipi-Grogol, Jakarta Barat mengaku resah atas pungutan liar (pungli). Mereka diharuskan membayar uang pengamanan Rp 7.000 setiap harinya.
Para sopir angkot itu dipungli di Taman Kota Shen City yang masuk wilayah RW 01 dan RW 02, Slipi, Jakarta Barat.
"Mulai enam bulan yang lalu. Setiap hari kami wajib setor Rp 7.000. Mereka pungut setiap jam lima sore. Yang mungut ngakunya karyawan di KWK bernama Djuneidi. Katanya atas arahan Agustiawan. Keduanya adalah karyawan di KWK. Kami marah dan kecewa karena pungli ini merugikan kami dan berdampak pada pendapatan Koperasi. Aparat keamanan terkesan membiarkan," kata Koordinator Supir KWK Djono, Sabtu (29/8/2015).
Menurut Djono, ia bersama 200 sopir angkot KWK merasa keberatan atas pungli tersebut. Sebab para supir meragukan keaslian surat yang diterbitkan KWK untuk memungut uang keamanan tersebut.
"Mereka kerap memperlihatkan surat tugas dari KWK. Padahal kami tahu, itu hanya akal akalan. Karena dalam Anggaran Dasar KWK tidak disebutkan soal pungutan di luar setoran resmi. Kami minta agar Kapolres Metro Jakbar segera turun tangan dan segera menegur Bapak Husein Wiyono selaku pimpinan KWK wilayah Jakbar," tandasnya.
Ridwan, tokoh masyarakat Pasar Sipli, Ridwan menambahkan pungli juga dilakukan anggota KWK itu ke mobil pelat hitam yang masuk dijalur angkot KWK. Mereka minta Rp 10.000 setiap harinya.
"Setiap hari mobil pelat hitam diberi izin masuk jalur angkot agar dapat ikut ambil penumpang di Pasar Slipi. Punglinya Rp. 10.000 per mobil," ungkap Ridwan.
Dikatakan Ridwan, ada sekitar 47 unit mobil pribadi yang diberi izin masuk rute itu. Lebih dari enam bulan pungli ini berlangsung.(Dody Hasanuddin)