Mahasiswa Serukan Rakyat untuk Bersatu Atasi Krisis
Merosotnya nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika memunculkan kekhawatiran akan terjadinya krisis ekonomi
Penulis: Muhammad Zulfikar
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Merosotnya nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika memunculkan kekhawatiran akan terjadinya krisis ekonomi (krisis moneter) seperti tahun 1997-1998 lalu. Akibatnya, krisis ekonomi berubah tidak terkendali menjadi krisis politik yang diwarnai dengan huru hara di mana-mana.
Berkaca dari pengalaman tersebut, Aliansi Mahasiswa Bersatu (AMB) meminta masyarakat untuk bersatu padu mendukung pemerintah menyelesaikan persoalan ekonomi sebagai dampak langsung dari gejolak ekonomi global.
"Mari kita bersatu padu, tunjukkan bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang mencintai negaranya disaat krisis seperti ini. Abaikan perbedaan sikap dan pilihan saat Pilpres dulu, mari bahu membahu mencari solusi," kata koordinator Aliansi Mahasiswa Bersatu di Jakarta, Senin (31/8/2015).
Opan yang merupakan aktivis mahasiswa PMII ini menyatakan, dengan dukungan seluruh rakyat, diharapkan pemerintah segera mengambil langkah kongrit untuk menyelesaikan krisis ekonomi.
"Yang terpenting, dalam mengambil kebijakan, pemerintah melindungi rakyat dari hantaman krisis ekonomi," ujarnya.
Masih kata Opan, dukungan yang dimaksud, minimal tidak melakukan gangguan-gangguan yang menyebabkan kegaduhan politik.
"Jangan termakan provokasi ajakan aksi unjuk rasa mengkritisi pemerintah, tapi unjung-ujungnya ada agenda politik tersembunyi dari kelompok politik yang tidak puas dengan pemerintah," katanya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.