Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Mahasiswa Serukan Rakyat untuk Bersatu Atasi Krisis

Merosotnya nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika memunculkan kekhawatiran akan terjadinya krisis ekonomi

Penulis: Muhammad Zulfikar
Editor: Johnson Simanjuntak
zoom-in Mahasiswa Serukan Rakyat untuk Bersatu Atasi Krisis
TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Petugas memperlihatkan pecahan dolar AS yang akan ditukarkan di salah satu gerai penukaran mata uang asing di Kawasan Blok M, Jakarta, Senin (24/8/2015). Nilai tukar Rupiah terhadap dolar AS dibuka di kisaran Rp 14.006 dan sempat mencapai posisi tertinggi pada level Rp 14.017 karena imbas dari perang mata uang (currency wars). (TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN) 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Merosotnya nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika memunculkan kekhawatiran akan terjadinya krisis ekonomi (krisis moneter) seperti tahun 1997-1998 lalu. Akibatnya, krisis ekonomi berubah tidak terkendali menjadi krisis politik yang diwarnai dengan huru hara di mana-mana.

Berkaca dari pengalaman tersebut, Aliansi Mahasiswa Bersatu (AMB) meminta masyarakat untuk bersatu padu mendukung pemerintah menyelesaikan persoalan ekonomi sebagai dampak langsung dari gejolak ekonomi global.

"Mari kita bersatu padu, tunjukkan bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang mencintai negaranya disaat krisis seperti ini. Abaikan perbedaan sikap dan pilihan saat Pilpres dulu, mari bahu membahu mencari solusi," kata koordinator Aliansi Mahasiswa Bersatu di Jakarta, Senin (31/8/2015).

Opan yang merupakan aktivis mahasiswa PMII ini menyatakan, dengan dukungan seluruh rakyat, diharapkan pemerintah segera mengambil langkah kongrit untuk menyelesaikan krisis ekonomi.

"Yang terpenting, dalam mengambil kebijakan, pemerintah melindungi rakyat dari hantaman krisis ekonomi," ujarnya.

Masih kata Opan, dukungan yang dimaksud, minimal tidak melakukan gangguan-gangguan yang menyebabkan kegaduhan politik.

"Jangan termakan provokasi ajakan aksi unjuk rasa mengkritisi pemerintah, tapi unjung-ujungnya ada agenda politik tersembunyi dari kelompok politik yang tidak puas dengan pemerintah," katanya.

BERITA REKOMENDASI
Tags:
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas