Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

"Ke Tanah Abang, Mana Ada Lagi Batik dari Pekalongan, Yang Ada Produk Tekstil Impor"

Menurutnya masalah itu menjadi salah satu pemicu memburuknya nasib buruh sekarang.

Penulis: Edwin Firdaus
Editor: Hasanudin Aco
zoom-in
TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Buruh mengikuti aksi demonstrasi di depan Istana Merdeka, Jakarta, Selasa (1/9/2015). Aksi ribuan buruh dari berbagai elemen itu menuntut pemerintah mengeluarkan regulasi untuk melindungi buruh , perbaikan kesehatan serta jaminan Hari Tua serta menolak ancaman pemutusan hubungan kerja buruh akibat melemahnya nilai rupiah dan menolak masuknya tenaga kerja asing. (TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN) 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI) Andi Gani berharap pemerintah menjaga stabilitas produk dalam negeri. Tidak membuka kran Impor terlalu besar, sehingga produk dalam negeri bisa bersaing di pasaran.

"Ini juga yang ditutut pemerintah masalah impor harus dijaga. Sekarang kalau ke Tanah Abang, mana ada lagi batik dari Pekalongan, yang ada malah produk tekstil impor," keluhnya saat ditanyai wartawan usai melakukan pertemuan di Kantor Kemenkopolhukam, Jakarta, Selasa (1/89/2015).

Menurutnya masalah itu menjadi salah satu pemicu memburuknya nasib buruh sekarang.

Terlebih situasi ekonomi Tanah Air yang terus melesu. Karena produk dalam negeri tak bisa bersaing, dan perusahaan merugi, akhirnya banyak buruh kehilangan pekerjaannya alias PHK.

"Kalau tidak bisa diselesaikan, kami akan turun dengan lebih banyak massa lagi," ujarnya.

Berita Rekomendasi
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas