Toipah Diinjak, Ditendang, Dipukul-pukul Pakai Semprotan Obat Nyamuk Sampai Diancam Dibunuh
Toipah mengaku ditendang, diinjak, dipukul-pukul pakai semprotan obat nyamuk, hingga diancam dibunuh!
Editor: Agung Budi Santoso
Laporan Wartawan TRIBUNnews.com, Nurmulia Rekso Purnomo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Penganiayaan kerap dialami Toipah (20), selama bekerja sebagai pengasuh anak untuk keluarga, Fanny Safriansyah atau Ivan Haz.
Puncaknya Toipah akhirnya memberanikan diri untuk kabur pada 30 September lalu.
Salah seorang pengacara Toipah dari Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Jakarta, Bunga Siagian menyebutkan bahwa Toipah sudah bekerja di kediaman Ivan Haz yang merupakan anggota DPR dari fraksi Partai Persatuan Pembangunan (PPP) itu sejak April lalu.
Di keluarga tersebut Toipah bertugas untuk merawat dua putra Ivan Haz, yang berumur 8 tahun dan 8 bulan.
Khusus untuk anak tertua, Ivan Haz mewanti-wanti perempuan bertubuh kurus itu, untuk jangan sampai membuat sang putra sulung sampai menangis. Namun hal itu sering dilanggar.
Berbagai kekerasan fisik dialami Toipah, ia sempat dipukul hingga telinga kanannya bengkak, ia sering ditendang dan sempat diinjak oleh Ivan Haz yang mengenakan sepatu kerja.
Selain itu kepalanya sempat dihajar dengan obat nyamuk semprot.
"Terlapor (Ivan Haz) pernah mengancam, akan membunuh dan menghabisi keluarga korban (Toipah) kalau berani kabur," kata Bunga Siagian dalam konferensi persnya di kantor LBH Asosiasi Perempuan untuk Indonesia Keadilan (APIK), di Jakarta Timur, Senin (5/10/2015).
Puncaknya adalah pada 29 September lalu. Karena putra sulung Ivan Haz menangis, Toipah harus menanggung akibatnya.
Telinga kanannya dihajar hingga bengkak, dan kepala bagian belakang sempat dipukul berkali-kali dengan obat nyamuk semprot.
Keesokan paginya, Toipah akhirnya memutuskan untuk melarikan diri dari kediaman Ivan Haz, yang terletak di kawasan Tanah Abang.
Ia kemudian menumpangi KRL dari stasiun Karet, di kereta tersebut ia berhasil diselamatkan oleh Veni.
Bunga Siagian mengatakan penganiayaan yang dialami oleh Toipah tidak hanya menyebabkan luka fisik, akan tetapi juga trauma yang mendalam.
Trauma tersebut kata dia terutama disebabkan oleh ancaman pembunuhan.
"Karena (Pelaku) mengancam akan membunuh seluruh keluarga dan korban, sehingga korban mengalami trauma," terangnya.