Henoh: 'Saya Maafkan Pelaku, Tapi Hukum Harus Ditegakkan'
Henoh berbicara begitu, pembunuhnya, Heri Kurniawan yang berdiri diapit Polisi di belakangnya, kelihatan terus menunduk
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Henoh Pujo Leksono (46), lelaki yang istri dan anaknya dibunuh, menitikkan air mata dan bicara terbata-bata saat jumpa pers di Main Hall Polda Metro Jaya, Jumat (16/10/2015).
Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Krishna Murti yang memintanya berbicara di depan media.
Awalnya Henoh yang berbadan besar ini kelihatan tegar. Dia memulai dengan mengucapkan puji syukur. "Saya ucapkan puji syukur ke Tuhan Yesus Kristus. Luar biasa. Keajaiban Tuhan, kasus ini akhirnya terungkap," kata Henoh di awal Ia berbicara.
"Jujur secara manusia saya juga ingin habisi dia (pelaku). Tapi ajaran agama saya harus mengasihi. Saya memaafkan dia sepenuhnya," kata Henoh dan Ia mulai terisak. Bicaranya mulai kacau dan nyaris tak terdengar.
"Saya maafkan dia (pelaku). Tapi ada hukum yang harus ditegakkan. Dan biarlah hukum yang berjalan selanjutnya," kata Henoh kepada wartawan, termasuk Wartakotalive.com dalam jumpa pers di Main Hall Polda Metro Jaya, Jumat (16/10/2015).
Sementara Henoh berbicara begitu, pembunuhnya, Heri Kurniawan yang berdiri diapit Polisi di belakangnya, kelihatan terus menunduk lalu menangis.
Bahkan usai jumpa pers, Heri terus-terusan menangis dan sempat mengancam ingin bunuh diri. Tapi setelah ditegur polisi, Heri lekas takut dan kembali menangis. "Saya benar-benar menyesal," kata Heri dengan air matanya dan suara yang parau.
Heri menghabisi kedua korbannya di rumah mereka di Perumahan Aneka Elok Kelurahan Penggilingan, Kecamatan Cakung, Jakarta Timur, Kamis (8/10/2015).
Tadinya Heri berniat mencuri dan merampok. Tapi lantaran kepergok, dia pun akhirnya membunuh korbannya tanpa ampun.
Kedua korban itu, yakni istri Henoh, Dayu Priamberita (45) dan anak ketiga Henoh, Yuel Maheswara Leksono (5).