Pendaki Gunung Pangrango Tersesat Karena Nekat Lewati Jalur Ilegal
Tim dibekali HT dan perbekalan serta informasi awal berupa nama dan rute pendakian empat pendaki yang tersesat.
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Empat pendaki dari Jakarta yang tersesat di Taman Nasional Gunung Gede-Pangrango (TNGP), ternyata sebelumnya mencoba mendaki lewat jalur illegal, tapi tak kuat. Lalu mereka hendak turun dan kemudian tersesat.
Keempat pendaki yang tersesat, yakni Danang, Heri, Tri, dan Aditya. Mereka sudah ditemukan tim penyelamat pada Selasa (27/10/2015) dinihari, pukul 02.00 kawasan Legok Yasin berhutan rapat di dekat Air Terjun Cibeureum di Kawasan Taman Nasional Gunung Gede-Pangrango.
Lokasi itu jaraknya 4 kilometer dari Balai TNGP di Cibodas. Kepala Seksi Wilayah 1 Balai Taman Nasional Gunung Gede-Pangrango, Ardi Andono, mengatakan, empat pendaki itu sebenarnya tergabung dalam rombongannya yang tadinya berjumlah 11 orang. Seluruhnya berasal dari Jakarta.
Mereka, kata Ardi, memulai pendakian pada Sabtu (24/10/2015) malam melalui rute jalur ilegal, yakni via perbukitan Geger Bentang untuk masuk ke kawasan TNGP.
Jalur ilegal ini berada agak menyamping dari jalur resmi. "Jadi rombongan 11 pendaki ilegal dari Jakarta ini mengikuti rombongan berjumlah 6 pendaki ilegal untuk melewati jalur illegal," kata Ardi ketika dihubungi Wartakotalive.com, Selasa (27/10/2015).
Namun, ucap Ardi, saat mengikuti rombongan 6 pendaki ilegal, rombongan dari Jakarta yang berjumlah 11 orang ini terpecah. 7 orang yang sudah tak kuat memilih kembali. Sedangkan 4 pendaki dari rombongan berjumlah 11 orang memilih terus mengikuti rombongan berjumlah 6 pendaki.
Tapi akhirnya keempat pendaki dari Jakarta itu tak kuat juga mengikuti dan memilih turun. Namun, kemudian, kelompok 11 pendaki yang terpecah jadi 2 itu (7 orang dan 4 orang) ternyata sama-sama tersesat.
Tapi kemudian yang berjumlah 7 orang bisa turun sendiri pada Senin (26/10/2015) pukul 11.00. Sementara 4 orang lainnya tersesat dan panik. Mereka kemudian menelepon keluarga mereka di Jakarta yang kemudian disampaikan kepada 7 temannya yang baru turun.
Sejak itulah misi penyelamatan dilakukan. Awalnya, pencarian dilakukan oleh Mang Idi dan kawan-kawannya. Kemudian dilanjutkan dengan 3 ranger TNGP, tapi juga tak ditemukan.
Selanjutnya pukul 18.00 pada Senin (26/10/2015) Kepala Seksi Wilayah 1 Balai TNGP, Ardi Andono, membentuk tim penyelamat berjumlah 12 orang dari masyarakat dan MMP.
Tim dibekali HT dan perbekalan serta informasi awal berupa nama dan rute pendakian empat pendaki yang tersesat. "Tim ini kemudian meluncur ke lembah pinus, kampung Vietnam, Legok Babah (nama-nama lokasi di TNGP)," ujar Ardi.
Kemudian baru setelah 7 jam pencarian, sekitar pukul 01.00 tim tiba di daerah Legok Yasin. Daerah ini berupa hutan lebat dan berjarak sekitar 4 kilometer dari Balai TNGP. Lokasinya dekat dengan air terjun Cibeureum, tapi sedikit lebih tinggi.
"Di Legok Yasin tim memanggil-manggil nama pendaki yang tersesat, dan ternyata mereka menyahut," kata Ardi.
Saat ditemukan, 1 pendaki dalam kondisi sakit dan 3 lainnya sehati. Mereka kemudian diberi makan dan minum untuk menyegarkan tubuh mereka kembali. Apalagi sudah 2 hari keempat pendaki hanya makan bonggol pisang dan minum air kencing.
Setelah itu baru keempat pendaki dibawa turun, dan tiba di Pos awal pendakian illegal pukul 05.30. (Theo Yonathan)