Revolusi Mental, Polri Harus Kontinyu Operasi Bersih di Reserse, Lantas dan SDM
Keempat poin itu yakni perbaikan anggaran, aktualisasi doktrin dan koden etik, agent of change, dan pemanfaatan teknologi
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Theresia Felisiani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kapolda Metro Jaya, Irjen Tito Karnavian berpendapat ada empat poin utama yang perlu dilakukan untuk revolusi mental di tubuh Polri.
Keempat poin itu yakni perbaikan anggaran, aktualisasi doktrin dan koden etik, agent of change, dan pemanfaatan teknologi informasi.
"Untuk perbaikan anggaran meliputi perbaikan kesejahteraan melalui kenaikan reminerasi, ketersediaan perumahan untuk anggota Polri, perbaikan sistem kesehatan internal Polri dan BPJS. Termasuk soal belanja barang dan alokasi penggunaan belanja modal tepat sasaran," ungkap Tito, Selasa (27/10/2015) di PTIK, Jaksel.
Sementara untuk aktualisasi doktrin dan kode etik, bisa dilakukan melalui perbaikan kurikulum pendidikan, penguatan nilai patriotisme di pendidikan dan setelah pendidikan.
"Penting juga soal penegakkan disiplin dan kode etik. Operasi bersih dan tertib harus dilakukan Kontinue. Sasaran utamanya para Kasatwil, Reserse, Lalulintas, SDM, dan logistik," tegas Tito.
Tito juga menyinggung soal anggota Polri harus menekan budaya hedonisme, konsumtif, dan pamer. Dengan cara menyetorkan LHKPN, hingga menerapkan sistem pengawasan anggota yang berbisnis.
Lebih lanjut untuk memperkuat layanan publik yang bersentuhan langsung dengan masyarakat, diperlukan optimalisasi dari call Center sebagai Quick response, CCTV untuk efisiensi jumlah personel, dan meminimalisir hubungan langsung antara petugas dan masyarakat di bidang rawan korupsi.
"Kalau Polri bisa merubah mentalitas, maka kinerja Polri akan lebih baik dan bisa merebut lagi kepercayaan publik," tambahnya.