Sopir Truk Sampah Keluhkan Penghadangan di Jalan
Dia terpaksa mengantarkan sampah ke daerah Bantar Gebang dari wilayah ibu kota pada waktu malam hari
Penulis: Glery Lazuardi
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Edoy (35), sopir truk sampah DKI Jakarta, merasa terancam ada penghadangan oleh warga dan pihak ormas di perempatan Jalan Transyogi, sekitar kolong Fly Over Cileungsi, Bogor.
Dia terpaksa mengantarkan sampah ke daerah Bantar Gebang dari wilayah ibu kota pada waktu malam hari. Hal ini dilakukan untuk menghindari sesuatu yang tidak diinginkan terjadi di tengah jalan.
"Penolakan karena masalah apa saya tidak mengerti. Sampai sekarang mungkin masih. Warga mungkin masih nolak," tutur Edoy kepada wartawan saat mengangkut sampah di Mapolda Metro Jaya, Rabu (4/11/2015).
Dia mengaku peristiwa penghadangan ini sudah berlangsung selama kurun waktu satu minggu. Dia mengaku warga melakukan penghadangan di tengah jalan menuju ke tempat pembuangan akhir.
Dia memutuskan mengantarkan sampah ke tempat tersebut pada malam hari. Selain itu, dia mencoba, mencari jalur alternatif lain, yaitu melalui Jalan Bekasi Barat.
Mengubah waktu pembuangan sampah menjadi malam hari dikeluhkan Edoy. Sebab, pada saat itu seharusnya dia sudah beristirahat setelah mengambil sampah-sampah di wilayah ibu kota.
Belum lagi truk lain mengantre untuk membuang sampah di Bantar Gebang. "Saya sampai menginap di Bantar Gebang untuk mengantre membuang sampah," ujarnya.