Sumbangan terbesar, ungkap Glenn, diraih oleh Pastor Antonius Widiarsomo SJ yang mengambil jarak tempuh 16 km dengan peroleh Rp 65 juta (berdasarkan catatan terakhir).

Hanya saja aturan panitia adalah jumlah itu baru dapat diselesaikan seluruhnya, jika Pastor Antoius Widiarsomo dapat mencapai garis finish.

Jika tidak mencapai garis finish, ada kemungkinan dihitung berdasarkan prosentase.

Sementara Ketua PAKKJ, Juanito Tiwow menjelaskan, acara ini dimungkinkan karena semasa dalam pendidikan, para murid diajarkan untuk bela rasa dan bertanggung jawab bersama.

Sehingga, ketika ada salah satu lembaga pendidikan Jesuit membutuhkan uluran tangan, kerjasama dan saling mendukung merupakan kewajiban bersama.

Sehingga lari ekstrem 64 km ini tidak mungkin diadakan tanpa bantuan dari para alumni sekolah Jesuit.

Dijelaskan lebih lanjut, di bawah PAKKJ ada beberapa kelompok komunitas salah satunya Canirunners yang hobinya memang berlari dan terbentuk tahun 2011.

Lari masal yang sukses diadakan Canirunners adalah Jakarta Marathon pada Oktober 2013.

Kesuksesan acara itu didukung oleh kelompok-kelompok komunitas PAKKJ lainnya seperti tenaga medis, fotografer dan lainya-lainnya.

“Memang ada pertanyaan mengapa 64 km jarak tempuh ekstrem ini.

Enampuluh empat adalah nomer favorit Kanisians (mereka yang bersekolah di Kanisius - red) dan itu terkait dengan nomor di mana sekolah kami berada.

Kolese Kanisius terletak di Jalan Menteng no. 64. Oleh karenanya, jarak yang ditempuh 64 km.

Hingga kini terdaftar 150 pelari aktif yang menjadi anggota Canirunners,” jelas Juanito.(*)