Diteriaki Penjaga Perlintasan Rel, Pengendara: 'Terserah Gua, Mau Apa Luh'
Beberapa pengendara motor malah marah ketika ditegur penjaga perlintasan.
Editor: Rendy Sadikin
Laporan Wartawan TribunnewsBogor.com, Ardhi Sanjaya
TRIBUNNEWS.COM, BOGOR - Pengendara motor dan mobil banyak yang nekat menerobos perlintasan kereta meski pintun sudah ditutup petugas.
Mereka tidak mengindahkan keselamatan dan larangan petugas penjaga pintu pelintasan.
Seperti yang dilakukan seorang pengendara motor di Bogor.
Dengan seenaknya, pengendara itu menerobos pintu perlintasan kereta yang sudah ditutup di Jalan RE Martadinata, Kecamatan Tanah Sareal, Kota Bogor.
Para pemakai jalan tak menghiraukan kedatangan kereta yang melaju dari arah Bogor maupun Jakarta.
TribunnewsBogor.com/Damanhuri
Beberapa pengendara motor malah marah ketika ditegur penjaga perlintasan.
"Woy, jangan lewat keretanya sudah dekat," teriak penjaga pintu keret RE Martadinata, Adi Purwanto kepada seorang pengendara motor yang menerobos palang jalan yang sudah tertutup.
Teguran Adi itu malah ditanggapi dengan nada emosi oleh pengendara motor itu.
"Terserah gua, mau lu apa?," teriaknya sambil tetap melaju melewati palang pintu kereta yang telah menutup.
Kejadian semacam ini, menurut Adi sudah menjadi hal biasa dalam keseharian.
TribunnewsBogor.com/Lingga Arvian Nugroho
Sebagai petugas penjaga perlintasan, Adi sering merasa tidak dapat berbuat banyak menghadapi ulah pengguna jalan seperti itu.
Dia sudah berkali-kali melarang pengendara untuk melintas saat palang pintu sudah tertutup.
"Malah galakan pengendaranya. Kalau kami ngelarang, malah dia yang marah," kata Adi.
Dari beberapa kecelakaan yang terjadi di pintu perlintasan kereta, Adi menilai banyak pengguna jalan masih kurang sadar atau bahkan abai terhadap keselamatan diri.
"Kami hanya bisa melarang, kalau patuh atau tidaknya itu kan tergantung dari si pengendaranya sendiri," ujarnya.
Metromini
Kejadian akibat ulah pengendara terjadi di pintu perlintasan kereta api Muara Angke, Jakarta Barat.
Sopir metromini nekat menerobos pintu perlintasan kereta yang sudah tertutup.
Akibatnya, metromini sarat penumpangnya ditabrak Commuter Line hingga terseret sekitar 100 meter.
Sebanyak 18 orang termasuk sopir dan kondekturnya tewas dalam kejadian itu.
"Semula korban tewas berjumlah 13, kemudian berubah jadi 16. Namun, berdasarkan data terbaru, kini jumlahnya bertambah menjadi 18 orang," ujar Kepala Bidang Kedokteran dan Kesehatan Polda Metro Jaya Komisaris Besar Musyafak di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Jakarta Pusat, Minggu (6/12/2015), sore.
TribunnewsBogor.com/Twitter
Asmadi (34), sopir Metromini yang tertabrak Commuter line di pelintasan Tubagus Angke, Jakarta Barat, meninggal dunia di RS Sumber Waras.
Asmadi meninggal setelah sempat mengalami masa kritis dan dirawat di RS tersebut.
"Pukul 14.15, korban yang bernama Asmadi meninggal dunia," kata salah seorang dokter yang menangani Asmadi, Siana Djaja.
Informasi dari kepolisian menyebutkan, Asmadi berasal dari Purwawinangun, Kuningan, Jawa Barat.(*)