Adhyaksa Dault Himbau Anak-anak Pelajar Belajar Silat untuk Kurangi Tawuran
Ketua Kwarnas Gerakan Pramuka, Adhyaksa Dault meminta kepada semua pelajar Indonesia agar 2016 dan seterusnya bebas tawuran
Editor: Toni Bramantoro
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Kwarnas Gerakan Pramuka, Adhyaksa Dault meminta kepada semua pelajar Indonesia agar 2016 dan seterusnya bebas tawuran.
Demikian dikatakan Adhyaksa saat menghadiri Maulid Nabi Muhammad SAW di Markas Forum Betawi Rempug (FBR) ketika ditanya harapannya di tahun 2016.
“Anak-anak kita sudah jarang yang belajar silat, banyaknya main game berantem dan nonton film laga, jadi tersinggung sedikit bawaanya pengen mukul terus”, ujar Adhyaksa Dault kepada wartawan usai menghadiri Maulid Nabi di Markas FBR di Jakarta, Minggu (3/1).
Disinggung mengenai solusi mengurangi tawuran, Adhyaksa yang juga pemegang sabuk hitam pencak silat ini meminta agar orangtua memasukan anak-anaknya ke perguruan silat.
“Dengan belajar silat, mereka akan malu dan berhenti tawuran, silat mengajarkan menahan diri, selain itu setiap perguruan biasanya ada sanksi keras bagi anggotanya yang memukul orang lain, tapi belajar silatnya harus sampai tuntas," kata pria yang juga Mantan Menteri Pemuda dan Olahraga itu.
Adhyaksa menambahkan, jika melihat anak-anak pelajar yang tawuran, baik langsung maupun di youtube, dari cara larinya, menyerang dan senjata-senjata yang dibawa, jelas mereka tidak pernah belajar silat atau beladiri lainnya.
"Pesilat gak ada yang teriak-teriak menantang, terus lari tunggang langgang jika ikat pinggang lawan ternyata lebih keras”, ujarnya sambil tersenyum.
Data KPAI yang menyebutkan jumlah kekerasan antar siswa yang meningkat tiap tahunnya. Sepanjang tahun 2013 total telah terjadi 255 kasus kekerasan yang menewaskan 20 siswa di seluruh Indonesia.
Jumlah ini hampir dua kali lipat lebih banyak dari tahun 2012 yang mencapai 147 kasus dengan jumlah tewas mencapai 17 siswa. Tahun 2014 lalu, Komisi Nasional Perlindungan Anak sudah menerima 2.737 kasus atau 210 setiap bulannya termasuk kasus kekerasan dengan pelaku anak-anak yang ternyata naik hingga 10 persen.
Untuk tahun 2015 ini belum ada data resmi, namun Komnas PA pernah memprediksi tahun 2015 angka kekerasan dengan pelaku anak-anak, termasuk tawuran antar siswa akan meningkat sekitar12-18 persen.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.