YLKI: Porter Lion Air 'Ngutil' Karena Gaji Kecil
Buruknya ground handling Lion Air memang akibat proses rekrutmen yang kurang baik,
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, TANGERANG - Adanya kasus pembobolan koper penumpang oleh porter maskapai dinilai sebagai akumulasi bentuk kekecewaan dan ketidakpuasan para porter dengan penghasilan mereka disana.
Diberitakan sebelumnya oleh Warta Kota, Polresta Bandara Soekarno-Hatta menangkap dua porter dan dua sekuriti maskapai Lion Air akibat membobol isi koper milik penumpang pada akhir Desember 2015 kemarin di Terminal 1C Bandara Soekarno Hatta .
Aksi para tersangka terbongkar setelah terekam kamera CCTV.
Keempat orang yang ditangkap, yakni dua porter atas nama Saefulloh (22), dan Madun (29), serta dua petugas sekuriti bernama Angga Jaya Pratama (28), dan Andi Hermanto (29) juga sudah resmi ditahan polisi.
"Buruknya ground handling Lion Air memang akibat proses rekrutmen yang kurang baik, termasuk masalah upah, " kata Ketua Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia, Tulus Abadi, Rabu (6/1/2016).
Tulus mengatakan, dengan pendapatan gaji bulanan yang nominalnya di bawah upah minumum regional (UMR), jelas berpengaruh dengan aksi pencuriwn yang dilakukan.
"Jelas berkaitan, karena kalau upah mereka memadai, kemungkinan mencuri tentu lebih kecil, " kata Tulus.
Tulus pun menegaskan bahwa Lion Air harus kembali mengevaluasi sumber daya manusia mereka.
"Semua harus dibenahi, mulai dari penerimaan karyawan, maupun pertimbangan income mereka," kata Tulus.
Sebelumnya, Direktur Operasional Lion Air, Daniel Putut mengatakan, para porter dan sekuriti sebetulnya sudah memiliki penghasilan tetap berupa gaji bulanan.
"Gaji mereka Rp 2,7 juta per bulan, sesuai upah minimum regional Kota Tangerang. Rata-rata lulusan SMA, " kata Daniel, Selasa (5/1) kemarin. (Banu Adikara)