Kedutaan Australia Pun Ingin Tahu Tentang Kematian Mirna
Dermawan Salihin merasa terpukul atas kematian putri pertamanya, Wayan Mirna Salihin.
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan TribunnewsBogor.com, Yudhi Maulana
TRIBUNNEWS.COM, BOGOR - Dermawan Salihin merasa terpukul atas kematian putri pertamanya, Wayan Mirna Salihin.
Dermawan Salihin tak memiliki firasat apapun sebelum anaknya meninggal dunia.
"Nggak ada perasaan apa-apa. Karena dia megang salah satu perusahaan saya, dia izin untuk meeting. Itu kabar terakhir dia sebelum meninggal," kata Dermawan Salihin kepada TribunnewsBogor.com, Minggu (10/1/2015).
Dermawan Salihin menginginkan agar kasus kematian putri tercintanya bisa terungkap.
Sebelumnya, Dermawan Salihin sempat menolak permintaan polisi untuk mengautopsi jasad Mirna.
Namun, setelah diberi pengertian oleh polisi, akhirnya dia memberi izin.
"Saya taat pada hukum, dan polisi bilang no visum no crime, dan akhirnya saya relakan untuk visum. Kabar terakhirnya saya belum tahu, mungkin Senin. Saya belum berani menuduh, biar kepolisian yang mengurus sampai tuntas," tutur Dermawan Salihin.
Kabar kematian Mirna juga sampai ke Kedutaan Australia.
Mirna pernah menempuh ilmu di Australia, sehingga banyak memiliki kenalan di sana.
"Kawannya banyak. Sampai Kedutaan Australia kontak kita, dan mereka tanya Lalu saya jawab 'still in police identification'. Dan mereka nunggu kelanjutan kabarnya," tutur Dermawan Salihin.
Dugaan diracun
Mulai ramai kabar beredar, korban tewas di sebuah cafe di Grand Indonesia, tewas bukan karena menenggak es kopi, tapi diracun.
Terdapat informasi, seseorang menaburkan racun ke es kopi tersebut.