Polisi Duga Palsu Nopol Motor Pelaku Teror Buleleng
Namun polisi menduga plat motor yang digunakan palsu.
Penulis: Theresia Felisiani
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pihak kepolisian mengaku sudah berhasil mengidentifikasi pelaku pengirim ancaman surat kaleng di Kantor Camat Buleleng, Senin (18/1/2016) kemarin.
Kadiv Humas Mabes Polri, Irjen Anton Charliyan mengatakan ciri-ciri pelaku termasuk motornya sudah berhasil diketahui.
Namun polisi menduga plat motor yang digunakan palsu.
"Ancaman di Bali masih diadakan pendalaman, nopolnya teridentifikasi AG, tapi kemungkinan dia gunakan plat nomor palsu," ujar Anton, Rabu (20/1/2016) di Mabes Polri.
Anton menambahkan meskipun diduga nomor polisianya palsu namun untuk bisa menangkap pelaku, saat ini jajaran Polda Bali giat melakukan razia serentak menyasar plat nomor AG yang digunakan pelaku.
Untuk diketahui, Kantor Camat Buleleng di Jalan Kartini, Singaraja, Bali mendapatkan surat kaleng berisi teror ancaman bom, Senin (18/1/2016).
Surat itu diberikan seseorang tidak kenal kepada sopir Camat Buleleng, Ida Bagus Wismarta sekitar pukul 09.30 Wita.
Wismarta menuturkan, ketika itu ia akan berangkat mengantarkan Camat Buleleng, Dewa Made Ardika untuk menghadiri rapat di Lovina, Buleleng.
Pagi itu, ia mempersiapkan mobil di depan kantor, sementara ia berdiri di samping mobil.
Lalu ia melihat seseorang mengendarai sepeda motor Honda Supra X hitam silver plat AG sedang mondar-mandir di depan kantor.
Ia pun tanpa merasa curiga mendekati dan bertanya kepada pria tak dikenal itu.
“Dia jawab sedang cari kantor wilayah kecamatan, saya tanya lagi kecamatan Buleleng pak? Dia jawab iya. Sudah gitu dia menyerahkan surat dalam kresek hitam. Saya sarankan bapak itu masuk, dia jawab titip sama bapak saja. Akhirnya saya terima, posisi surat kalau surat ada lipatan lem itu yang di atas, saya ambil itu pakai kresek hitam, baru saya mau balik dia lari ke selatan,” ujarnya.
Ia mengaku tidak tahu secara persis ciri-ciri orang tak dikenal itu.
"Dia pakai helm ungu KYT, pakai jaket hitam, celana jeans biru tua. Wajahnya saya gak begitu lihat, ada kumis tipis, logatnya Jawa kental. Kalau dari wajahnya usianya sekitar 40 tahunan,” ungkapnya.
Ia lantas menyerahkan surat itu ke petugas Front Office (FO) di kantornya.
Seorang petugas FO yang menerima surat, Kiki Yudhiartama mengatakan, usai mendapatkan surat dari sopir, ia membukanya dan menyerahkan surat yang telah dibuka itu kepada Camat Buleleng.
“Dia terima surat kasih saya, saya buka langsung saya kasih pak camat. Pak camat langsung keluar, cuma dibaca sebentar saja langsung tutup map dan pergi ke Lovina,” katanya.
Dalam surat itu tertulis jika teroris kini sudah masuk wilayah Denpasar dan Buleleng. Surat itu berisi ancaman jika teroris akan meledakkan sejumlah objek vital di dua wilayah ini.
Surat tersebut kini telah menyebar pada masyarakat melalui whatsapp maupun BBM.