Petugas Gerebek Klinik Kesehatan Thang Family Centre, Pegawainya Tak Bisa Bahasa Indonesia
Klinik yang bersebelahan dengan Hotel Alexis diisi dengan tiga therapist.
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sebuah klinik kesehatan yang berada di Kawasan Rumah Toko (Ruko) di Jalan RE Martadinata, Ancol, Pademangan, Jakarta Utara, yakni 'Thang Family Health Center' digerebek petugas gabungan, Senin (25/1/2016).
Terpantau beberapa petugas gabungan yang terdiri dari Suku Dinas dan Dinas Kesehatan, Keimigrasian Jakarta Utara, Suku Dinas Ketenagakerjaan, hingga Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP), tengah menggerebek klinik yang terbilang kecil itu.
Klinik yang bersebelahan dengan Hotel Alexis diisi dengan tiga terapis.
Penghuni di klinik akupuntur ini pun bertanya-tanya dan menunjukkan mimik panik kala petugas menyambangi klinik itu.
Beberapa terapis lain juga terlihat tengah melayani beberapa pasien yang tengah diberikan pengobatan atau yang sedang menjalani terapi.
Dalam operasi tersebut, terlihat beberapa petugas dari Dinas Kesehatan DKI Jakarta ini langsung bertanya-tanya ke beberapa staff yang ada di klinik tersebut.
Sementara petugas lainnya melakukan pengecekan hingga menanyakan dokumen keimigrasian, serta kelengkapan dari para terapis asing tersebut.
Hampir seluruh terapis tersebut tak bisa berbahasa Indonesia, dan menggunakan penerjemah.
Salah seorang petugas dari Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Nikolas mengakui semua terapis di klinik tersebut tidak memiliki dokumen resmi.
"Mereka bahkan tidak memiliki surat rekomendasi dari negara asal. Mereka hanya memiliki izin tinggal dan izin kerja dan izin kerja pun tidak sesuai dengan fakta yang ada di lapangan. Ijin kerja mereka sebagai ahli akupuntur, sementara di sini mereka dijadikan sebagai shinse. Shinse sendiri merupakan tenaga medis tradiaional yang bergerak di bidang meramu obat," terang Nikolas.
Saat diwawancarai salah satu pasien, Wanto (30), warga Penjaringan, Jakarta Utara, seluruh terapis di klinik tersebut tidak bisa berbicara bahasa Indonesia maupun Inggris.
"Saya bicara tentang keluhan saya ke penerjemahnya, terapisnya gak bisa berbicara bahasa indonesia," kata Wanto.
Terpantau, tiga terapis yang dimaksud terlihat sibuk berbicara dengan teman terapis lainnya dengan menggunakan bahasa Mandarin.
Seorang terapis pria juga terpantau berdiri disudut ruangan memainkan tabltetnya.