Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kisah Ustadz Subli Mengajar Ngaji di Kalijodo

Pemukiman Kalijodo, di Pejagalan, Penjaringan, Jakarta Utara yang rencananya akan digusur oleh Pemprov DKI

Penulis: Taufik Ismail
Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Kisah Ustadz Subli Mengajar Ngaji di Kalijodo
WARTA KOTA/ANGGA BHAGYA NUGRAHA
Suasana malam deretan kafe di Kawasan Kalijodo, Jakarta utara, sebagian tampak masih ada yang buka, Selasa (16/2/2016) malam. Pemprov DKI Jakarta berencana akan menutup kawasan tersebut dalam waktu dekat. Warta Kota/angga bhagya nugraha 

Laporan Wartawan Tribunnews, Taufik Ismail

TRIBUNNEWS.COM -- Pemukiman Kalijodo, di Pejagalan, Penjaringan, Jakarta Utara yang rencananya akan digusur oleh Pemprov DKI, identik dengan tempat maksiat. Tempat prostitusi melekat ditelinga oreng begitu mendengar kata 'Kalijodo'. Penduduk di sana pun banyak yang menggantungkan hidup dari adanya praktek prostitusi itu.

Namun ternyata tidak semua warga di pemukinan Kalijodo berhubungan dengan praktik maksiat. Beberapa orang bertahan tinggal di Kalijodo namun sama sekali tidak bersentuhan dengan prostitusi. Salah satunya Muhammad Subli. Pria 27 tahun tersebut bahkan mengajarkan ngaji di Kalijodo.

Di ujung jalan kepanduan II, ‎menghadap Banjir Kanal Barat berdiri Masjid dua lantai. Ditempat tersebutlah saban selepas Magrib menjelang Isya, Subli mengajarkan ngaji ke sejumlah anak-anak yang tinggal di pemukiman Kalijodo.

Seperti yang terjadi pada Rabu (17/2/2016). Usai shalat berjamaah Subli yang menganakan baju biru, bersama 9 anak di Kalijodo mengaji dengan duduk lesehan melingkar. Subli membacakan ayat Al-quran yang kemudian diiikuti oleh anak-anak tersebut.

Pria yang kesehariannya bekerja sebagai sopir angkot tersebut menuturkan, dengan mengajar ngaji ia berharap anak-anak yang tinggal di Kalijodo tidak terpengaruh lingkungan tempat tinggalnya saat beranjak dewasa. Lantaran menurutnya pengaruh lingkungan sangat besar dalam dalam pertumbuhan anak.

"Masih ada harapan. Insya allah pengajian bisa jadi benteng iman yang kuat bagi anak-anak ini kelak‎, dan mereka tidak terpengaruh lingkungan di sini" tuturnya.

BERITA REKOMENDASI

Ia mengaku awalnya sulit mengajak anak-anak di pemukiman kalijodo mengaji.‎ Pulang dari kedatangannya 11 tahun silam, ia mengajak anak-anak mengaji secara bertahap. Dari yang awalnya satu dua orang kemudian semakin banyak.

‎"Ya saya pikir minimal mereka senang ngaji, kalau udah banyak banget mereka mau panggil ustad. Saya kepingin anak-anak sini senang ngaji," katanya.

Menurut Subli tidak hanya anak-anak sejumlah orang dewasa pun terkadang ikut pengajian. Namun ia tidak mau menjelaskan ketika ditanya apakah ada PSK yang kemudian bertobat dan mengaji.

"S‎aya tidak tahu, tapi alhamdullilah tidak hanya anak-anak saja yang mengaji," paparnya.

‎Subli mengaku sudah tidak kaget dengan kehidupan di Kalijodo. Ia lahir dan menghabiskan massa kecilnya di kalijodo sebelum ke Karawang untuk bekerja. Ia kembali ke tempat kelahiraanya setah ada panggilan kerja sebagai sopir truk di teluk Gong, Jakarta Utara. Subli mengaku terpanggil mengajarkan ngaji lantaran ustad yang selama ini mengajar, meminta bayaran lantaran tuntutan ekonomi.


"Sebenarnya sudah ada ustad yang lebih dulu, kemudian ia menikah dan membutuhkan biaya untuk kehidupan sehari-hari," paparnya.

Subli mengaku tidak risih menjadi ustadz di pemukiman yang menjadi lokalisasi. Justru menurutnya keadaan seperti itu membuatnya terpancing bersemangat mensiarkan agama.

"Bagi saya agama tidak harus di tempat bersih justru di mulai tempat seperti ini dengan agama kita coba sadarkan mereka terlebih tak semuanya PSK," katanya.

Perjuangan

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas