Seorang Penyintas Praktik Pengambilan Organ di Tiongkok Terancam di Amerika Serikat
Cheng juga telah mengajukan laporan kepada pihak berwenang AS tentang pelecehan yang dialaminya di Amerika Serikat.
Editor: Wahyu Aji
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota International Federation of Journalist (IFJ) Marco Respinti, membeberkan nasib Cheng Peiming, seorang penyintas praktik pengambilan organ di Tiongkok yang melarikan diri di AS.
Marco menyebut Cheng tengah berada dalam ancaman.
"Pada tanggal 2 November 2024, antara pukul 04.00 hingga 06.00, orang tak dikenal membobol rumahnya di New York, mencongkel baut pintu garasi hingga terbuka dan membiarkan dua pintu tidak terkunci dan sedikit terbuka. Jejak ban yang dalam ditemukan di halaman belakang, sementara kamera keamanan dan alarmnya mati dari pukul 01.12 hingga 06.18. Cheng mengajukan laporan polisi pada pukul 11.15 waktu setempat," kata Marco dikutip dari bitterwinter, Minggu (10/11/2024).
Menurutnya, hal tersebut tak terlepas dari pengakuan Cheng terkait dugaan praktik pengambilan organ di Tiongkok.
Praktik tersebut sengaja diasosiasikan dengan gerakan Falun Gong, yang juga dijalankan Cheng, sebagai propaganda pengambilan organ paksa di Tiongkok.
Pembobolan tersebut menyusul beberapa percobaan serangan terhadap Cheng dan kendaraannya selama tiga bulan. Setelah pemutaran film dokumenter “State Organs” pada bulan Oktober di Delaware, tempat Cheng berbicara, mobilnya dibobol.
Dua kali, paku ditemukan di bannya. Satu insiden mengakibatkan ban pecah saat ia mengemudi, tetapi untungnya tidak ada yang terluka," kata Marco.
Cheng, kata Marco, berbagi kisah bertahan hidupnya dari larangan pengambilan organ di acara-acara umum di seluruh negeri, termasuk diskusi panel dan pemutaran film dokumenter.
"Ia (Cheng) memerinci pemenjaraannya karena berlatih Falun Gong dan pengambilan organ paksa yang dialaminya. Atas permintaan Falun Gong, dua ahli medis Australia, keduanya profesor perguruan tinggi, juga memeriksa Cheng, menguatkan kesaksiannya dengan temuan yang mengonfirmasi bagian hati dan paru-parunya memang telah diambil," kata Marco.
Marco membeberkan fakta bahwa Parlemen Eropa melalui Resolusi 2022/2657 tanggal 5 Maret 2022, secara resmi menyatakan laporan pengambilan organ tidak menghentikan propaganda pro-Tiongkok.
Di sisi lain, ada semakin banyak bukti masalah pengambilan organ sekarang sedang dibahas di Tiongkok, meskipun ada penyensoran ketat yang mencoba menghilangkan referensi daring apa pun.
Penyerangan terhadap Cheng di AS
Marco menukil artikel The Diplomat yang menggambarkan konferensi pers Cheng.
Di mana kesaksian Cheng memerinci kengerian yang dihadapi narapidana yang ditahan karena masalah keyakinan seperti dirinya.
"Kesaksian Cheng juga merambah ke Tiongkok melalui jalur rahasia. Hal ini menyebabkan Partai Komunis Tiongkok memobilisasi Asosiasi Anti-Xie-Jiao Tiongkok, yang secara langsung dikendalikan oleh Partai dan mengklaim sebagai organisasi anti-sekte terbesar di dunia (klaim tersebut mungkin benar). Asosiasi tersebut menyiapkan laporan yang dibagikan oleh China Court Network, “China Youth Daily,” dan sumber resmi lainnya," kata Marco.