Nama Dua Prajurit KKO Usman dan Harun Resmi Jadi Nama Jalan di Jakarta
Jalan Prapatan Raya, Kwitang, Senen, Jakarta Pusat kini namanya resmi diganti menjadi Jalan KKO Usman dan Harun.
Editor: Malvyandie Haryadi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tiga tahun berselang, tepatnya tanggal 13 Mei 2013 usai ditetapkan oleh Joko Widodo selaku Gubernur DKI Jakarta kala itu, Jalan Prapatan Raya, Kwitang, Senen, Jakarta Pusat kini namanya resmi diganti menjadi Jalan KKO Usman dan Harun hari ini, Jumat (19/2).
Jalan yang terbentang mulai dari simpang Tugu Tani sisi utara hingga simpang Senen itu bertujuan untuk mengenang jasa kedua pahlawan yang gugur dalam tugas.
Peresmian jalan yang dilakukan secara langsung oleh Wakil Gubernur DKI Jakarta, Djarot Saiful Hidayat bersama Komandan Korps Marinir TNI AL, Mayor Jenderal TNI (Mar) Buyung Lalana.
Keduanya didampingi Wali Kota Jakarta Pusat, Mangara Pardede serta pejabat TNI dan Polri.
Peresmian nama jalan diawali dengan rangkaian upacara militer yang melibatkan ratusan prajurit dan kendaraan tempur milik Korps Marinir TNI AL di halaman Markas Komando Korps Marinir, Senen, Jakarta Pusat.
Menandai pergantian nama sekaligus puncak perayaan, Djarot Saiful Hidayat bersama Mayor Jenderal TNI (Mar) Buyung Lalana terlihat menekan tombol sirine sekaligus pembukaan kain selubung papan nama jalan bertuliskan Prajurit KKO Usman dan Harun.
Aksi tersebut mengundang semarak tepuk tangan sekaligus rasa salut bagi prajurit Marinir TNI AL yang hadir.
"Hidup Jarot-hidup Marinir," teriak ratusan prajurit Marinir TNI ALterdengar bersautan seiring dengan terpampangnya papan namajalan bertuliskan Prajurit KKO Marinir yang gugur dalam tugas pada tahun 1965 itu.
Penggantian nama Jalan Prapatan menjadi nama kedua pahlawan nasional itu diungkapkan Djarot merupakan kebanggaan dirinya, mengingat kedua sosok sahabat, yakni Usman dan Harun merupakan idolanya semasa sekolah dulu.
Pasalnya, tanpa pamrih, keduanya yang ditangkap dan dipidana mati oleh pemerintah Negara Singapura itu tetap gigih hingga akhir perjuangan.
"Mungkin anak-anak sekarang nggak ada yang tahu siapa Usman dan Harun, karena itu kita ingin mengabaikan nama dan ketauladanan mereka lewat jalan ini. Apalagi jalan persis di depan Markas Komando Korps Marinir-jadi sangat tepat," jelasnya.
"Usman dan Harun adalah contoh kesetiaan kawanan yang ditunjukkan oleh prajurit Korps Marinir, tanpa takut dan tetap tegar, keduanya siap menerima hukuman mati yang didakwa pemerintah (negara-red) Singapura. Itu bela negara yang benar, beda dengan masyarakat Jakarta sekarang yang 'elu-elu, gue-gue'," tutupnya. (Warta Kota/Dwi)