Warga Kalijodo Bingung Meski Tinggal di Rusun Sekelas Apartemen
"Bapak ibu bisa bergembira karena rusun di sini sudah sekelas dengan apartemen. Kami selaku warga rusun di sini, menerima bapak ibu sebagai warga Rusu
Editor: Adi Suhendi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Warga Kalijodo yang berada di RT 7 RW 10 Kelurahan Angke, Kecamatan Tambora, Jakarta Barat, Jumat (19/2/2016) mendatangi Rusunawa Pulogebang, Cakung, Jakarta Timur.
Kedatangan mereka terkait rencana Pemprov DKI Jakarta untuk menertibkan kawasan Kalijodo yang seharusnya untuk ruang terbuka hijau.
Selain meninjau lokasi rusun yang akan mereka tempati nantinya, warga Kalijodo juga mengikuti proses pengundian unit rusun.
Selanjutnya dalam waktu dekat mereka akan menempati rusun yang berada jauh dari tempat mereka tinggal sebelumnya.
Kedatangan mereka didampingi Asisten Pemerintahan Kota Jakarta Barat Denny Ramdany, Asisten Pembangunan Kota Jakarta Barat Yunus Burhan, serta Kapolsek Tambora Kompol Wirdhanto.
Mereka semua disambut langsung Kepala Unit Pengelola Rusun Pulogebang Ageng Darmintono.
Ageng mengatakan warga Kalijodo yang datang kali ini berjumlah 41 Kepala Keluarga.
Menurut Ageng, warga yang dipindahkan ke Rusun Pulogebang seharusnya bergembira karena rusun tersebut memiliki fasilitas sekelas apartemen.
"Bapak ibu bisa bergembira karena rusun di sini sudah sekelas dengan apartemen. Kami selaku warga rusun di sini, menerima bapak ibu sebagai warga Rusun Pulogebang," kata Ageng, Jumat (19/2/2016).
Ia menambahkan bagi warga yang memiliki anggota keluarga yang telah lanjut usia, memakai kursi roda dan mempunyai penyakit tertentu, bisa melapor kepada pihak pengelola.
Hal ini agar mereka nantinya mendapatkan prioritas karena di Rusun Pulogebang tidak ada lift.
"Jadi mereka tersebut akan diprioritaskan untuk menempati unit yang ada di lantai satu," ujarnya.
Salah seorang warga, Ningsih (40) menilai Rusun Pulogebang merupakan rusun yang nyaman.
Namun demikian masih ada satu hal yang mengganjal dan menjadi pikiran yakni bagaimana nantinya mereka mencari nafkah.
Pasalnya kehidupan di rusun sangat berbeda jauh dengan tempat tinggal mereka sebelumnya.
"Kami masih bingung, nantinya mau dagang dimana karena kan di sana kita sehari-harinya berdagang. Kalau di sini bingung, enggak ada tempat untuk berdagang," ujarnya.
Belum lagi akses yang jauh dari tempat tinggal sebelumnya.
Ia beralasan ketika tinggal di Kalijodo, suaminya tidak terlalu jauh untuk berangkat menuju kantor tempatnya bekerja di kawasan Angke.
"Kalau begini kan jadinya jauh, dari ujung ke ujung. Maunya sih kalau pindah, masih dekat-dekat lokasinya," katanya. (Junianto Hamonangan)