HUT KE – 6 Pusat Batik Nusantara Thamrin City: Wujudkan Batik Menjadi Trend Dunia
Pusat Batik Nusantara (PBN) Thamrin City merayakan Ulang Tahun ke 6 dengan serangkaian kegiatan
Editor: Toni Bramantoro
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pusat Batik Nusantara (PBN) Thamrin City merayakan Ulang Tahun ke 6 dengan serangkaian kegiatan bertema “Wujudkan Batik Menjadi Trend Dunia” yang berlangsung dari pertengahan bulan Februari 2016 hingga awal bulan Maret 2016.
Kegiatan ditunjukan untuk semakin memperkuat Batik sebagai warisan leluhur budaya Bangsa Indonesia yang telah diakui dunia. Selain itu, berbagai acara digelar untuk semakin menancapkan eksistensi Pusat Batik Nusantara (PBN) di pusat perbelanjaan yang berada di pusat kota Jakarta ini.
Rangkaian acara tersebut antara lain, Cuci Gudang Batik Thamrin City tanggal 17 Februari – 2 Maret 2016, yang berlokasi di Mezanine lantai 1 pada pukul 10.00 – 15.00 Wib.
Berbelanja nominal tertinggi di zona Pusat Batik Nusantara Thamrin City akan mendapatkan hadiah tidak diundi. Donor darah sebanyak 600 kantung pada pukul 09.00 Wib – selesai di area Pusat Hijab lantai 1.
Kegiatan itu juga dimeriahkan dengan hiburan Lyla Band, Biang Kerok serta MC Kojek Rap Betawi & Mira Kareen di Gand Hall lantai dasar Thamrin City serta diramaikan juga dengan Konvoi Komunitas Otomotif Kendaraan Bermotor Keliling Jakarta.
Semua kegiatan yang meriah itu dilaksanakan Sabtu, 20 Februari 2016 sebagai puncak semua kegiatan.
Puncak Perayaan HUT ke – 6 Pusat Batik Nusantara Thamrin City dihadiri oleh CEO Thamrin City, Glen Hendra Gunadirdja dan jajaran Direksi serta manajemen Thamrin City.
“Kehadiran para pengrajin batik dari berbagai daerah di Thamrin City sebagai pusat bisnis dan perdagangan tentu saja mempermudah dan mendekatkan interaksi pengrajin dan konsumen batik di Jakarta sampai ke Indonesia bahkan dunia,” ujar Glen Hendra Gunadirdja.
Dikatakan Glen, keuntungan yang lain karena lokasi Thamrin City yang strategis di pusat kota Jakarta dan harga batik yang terjangkau membuat Pusat Batik Nusantara menjadi tempat yang cepat dikenal bagi pengguna batik untuk mendapatkan berbagai koleksi motif batik dan model terbarunya.
Menurut Glen, ulang tahun yang keenam di bulan Februari 2016 ini akan dijadikan momentum untuk penguatan dan peningkatan Pusat Batik Nusantara (PBN) sebagai pusat perdagangan batik terbesar dan terlengkap di dunia.
Hingga memasuki usia enam tahun ini, lanjut Glen, PBN Thamrin City sudah menghadirkan berbagai pengrajin batik yang berasal dari Pekalongan, Yogyakarta, Bantul, Lasem, Solo Raya, Cirebon, Betawi, Sidoarjo, Tasikmalaya, Garut, Purbalinggga, Pamekasan, Sampang, Bangkalan, Sumenep, dan Jepara, Papua, Kalimantan Selatan dan Padang.
“Selain menjembatani kepentingan pengrajin dan pedagang dengan masyarakat pengguna batik, Thamrin City juga melakukan edukasi kepada generasi muda Indonesia supaya menanamkan kecintaan terhadap batik. sesuai tag line kami "Ingat Batik ingat Thamrin City,” tandas Glen.
Rangkaian kegiatan perayaan HUT ke – 6 Pusat Batik Nusantara Thamrin City ini juga menggandeng Bank BNI, Telkomsel, Bens Radio, PMI UTD Kota Sukabumi, Front Byson Independen dan Forum Komunikasi Byson Jakarta.
Keuntungan berusaha di Thamrin City dirasakan Sulis Triyanto pemilik toko Rama Mukti yang yang terletak di lantai dasar Thamrin City. Pengrajin Batik Solo yang sudah 6 tahun membuka usahanya di Thamrin City itu kini sudah memiliki 12 toko batik.
“Pusat Batik Nusantara menjadi model dan contoh sebagai pusat batik terlengkap di Jakarta dan bahkan di seluruh Indonesia karena semua motif lengkap ada disini,” ujar Sulis Triyanto.
Dia mengatakan, peningkatan penjualan pun semakin terasa dari tahun ke tahun dan omset yang diperoleh perbulan mencapai Rp 1,5 miliar. “Dibandingkan tahun sebelumnya penjualan meningkat rata rata 20 persen,” kata Sulis Triyanto. Di tokonya, konsumen dapat membeli batik Solo dengan harga Rp 50 ribu hingga Rp 5 juta. “Pelanggan kami tidak hanya lokal tapi juga mancanegara seperti dari Jerman dan Inggris,”katanya.
Hal senada juga dirasakan oleh Maisaroh pengelola toko Batik H Maskino yang juga terletak di lantai dasar Thamrin City. Perajin Batik Cirebon ini sudah bergabung sejak tahun 2010 di Thamrin City. “ Saat ini kami sudah memiliki dua toko dan satu lapak,” ujar Maisaroh.
Diakuinya Thamrin City telah menghubungkan mereka dengan konsumen di Jakarta dan juga mancanegara seperti Malaysia. Usahanya kini mendapatkan omset hingga Rp 200 juta per bulan. Di tokonya aneka batik Cirebon dijual dengan harga Rp 50 ribu hingga Rp 500 ribu rupiah.
“Thamrin City telah membantu kami pengrajin Batik Cirebon sehingga makin dikenal secara luas dan mendapatkan keuntungan serta semakin memajukan usaha kami yang sudah berlangsung turun temurun,” tandas Maisaroh.