Kalijodo Ditertibkan, Bagaimana Nasib Para PSK?
Kawasan dikenal sebagai tempat prostitusi itu sekarang tinggal kenangan.
Penulis: Glery Lazuardi
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menertibkan Kalijodo pada Senin (29/2/2016).
Kawasan dikenal sebagai tempat prostitusi itu sekarang tinggal kenangan.
Bagaimana nasib para Pekerja Seks Komersial (PSK) yang sehari-hari mencari nafkah dengan cara menjual diri di area tersebut?
Seorang wanita menyebut dirinya tokoh masyarakat Kalijodo mengklaim nasib para PSK eks Kalijodo terlantar.
Ini karena sebagian besar menolak dibina di Panti Sosial yang disediakan Pemprov DKI Jakarta.
"Mereka mendapatkan dana Rp 5 juta selama enam bulan. Diganti Rp 5 juta, tetapi harus tinggal di Panti Sosial," tutur seorang wanita yang tak ingin disebutkan namanya itu ditemui di Kalijodo, Senin (29/2/2016).
Namun, karena dana kompensasi hanya Rp 5 juta selama enam bulan, maka para PSK itu menolak.
Sebab, mereka terbiasa memegang dana dalam jumlah besar untuk membiayai kehidupan sehari-hari.
Dia mencontohkan, ada seorang PSK mempunyai tiga orang anak.
Dia harus membiayai keperluan sehari-hari termasuk biaya sekolah.
Ini menjadi alasan mengapa para PSK menolak dipindahkan ke Panti Sosial.
"Kalau tak mau bagaimana? Ada yang membawa bayi tanpa suami mau makan apa?. Ngomong mau didispensasi kenyataan tidak. Terlantar," kata dia.
Akhirnya, para PSK menolak ditempatkan ke Panti Sosial memilih pulang kampung ke tempat asal masing-masing dan masih berada di ibu kota untuk mencari nafkah sebagai penjaja seksual.