Temuan di Gorong-gorong Ring I Jakarta yang Mencengangkan Petugas
Pemeriksaan gorong-gorong di Ring I Jakarta bukan hanya melibatkan petugas Pemprov DKI Jakarta, dan Polda Metro Jaya, tetapi juga pasukan katak TNI AL
Editor: Gusti Sawabi
Temuan barang-barang seperti merupakan pertama kali terjadi selama petugas Sudin Tata Air Jakpus melakukan pengecekkan di saluran air di wilayahnya.
"Sebelum-sebelumnya kalau kami lakukan pengecekkan di saluran air, barang-barang seperti itu nggak pernah kami temukan. Biasanya hanya ketemu sampah plastik dan sedimen lumpur," ujarnya. Barang-barang tersebut telah diamankan petugas Ditreskrimsus untuk penyelidikan lebih lanjut.
Ambil tembaga
Pemeriksaan gorong-gorong di Ring I Jakarta bukan hanya melibatkan petugas Pemprov DKI Jakarta, dan Polda Metro Jaya, tetapi juga pasukan katak TNI AL.
Sejumlah dugaan bermunculan, mulai dari sabotase hingga ulah komplotan pencuri kabel bekas yang beroperasi tanpa diketahui aparat penegak hukum.
Dugaan pencurian makin menguat karena hingga Sabtu Suku Dinas Tata Air Jakarta Pusat terus menemukan pembungkus kabel listrik di gorong-gorong.
Pengangkatan benda yang menghalangi aliran air itu telah berlangsung sejak Rabu (24/2/2016) lalu.
Berdasarkan penyelidikan sementara Polda Metro Jaya dan Dinas Tata Air Provinsi DKI Jakarta, tumpukan pembungkus kabel di Jalan Medan Merdeka Selatan, merupakan milik PLN. Kemungkinan para pemulung mengambil tembaga atau timah di bekas kabel itu.
Bungkus kabel kemudian ditinggal begitu saja dalam gorong-gorong.
"Nah memang menurut keterangan PLN, kabel-kabel di bawah tanah ada yang kadang-kadang tak digunakan lagi. Nah jaringan (kabel) lama ini tak diangkat," tutur Kapolda Metro Jaya, Irjen Tito Karnavian.
Menurut Kapolda, kabel bekas masih memiliki nilai ekonomis karena di dalam ada unsur tembaga dan timah.
Ini menjadi sasaran kelompok tertentu yang mengincar untuk mendapatkan keuntungan.
"Pada 2015, Polsek Gambir menangkap empat orang. Ada puluhan batang dan memang sudah dipotong satu meteran. Tembaga satu kilogram harganya Rp 40 ribu dan ini sebenarnya bagi orang tertentu merupakan peluang karena ada nilai ekonomis," katanya..
Ia menambahkan pemulung masuk ke gorong-gorong untuk mengambil batangan.
Mereka mengupas kabel-kabel milik PLN. Lalu, bungkusan kabel ditinggal di tempat tersebut.