Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Buku: 'Memaknai HMI di Tengah Perubahan'

Menutup purna tugas PB HMI Periode 2013-2015, M Arief Rosyid Hasan kembali menerbitkan buku

Editor: Sanusi
zoom-in Buku: 'Memaknai HMI di Tengah Perubahan'
ist

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menutup purna tugas PB HMI Periode 2013-2015, M Arief Rosyid Hasan kembali menerbitkan buku "Memilih Masa Depan: Memaknai HMI di Tengah Perubahan".

Melalui buku ini, Arief mencoba memberikan gambaran “dari dalam” tentang dinamika dan perkembangan gagasan yang terjadi di PB HMI sepanjang dua tahun terakhir.

Selain itu, Arief secara personal mengungkapkan proses ber-HMI yang dilaluinya. Sejak ia mengenal HMI kemudian memasuki dunia aktivis. Masa-sama berkader di komisariat, cabang, sampai menjadi Ketua Umum PB HMI Periode 2013-2015.

Ia gambarkan seperti apa kondisi internal PB HMI, bagaimana ia terpilih menjadi ketua umum pada Kongres ke-28 HMI di Jakarta 2013, dan seperti apa “pernak-pernik” kepengurusan yang dihadapinya.

Bagaimana ia dituntut untuk mampu “berselancar” di tengah berbagai kepentingan, sementara ia pun harus menjaga kesolidan dan keutuhan organisasi.

Arief berusaha mengembalikan wibawa HMI di tengah tudingan miring tentang kader-kader HMI, dan pudarnya kepercayaan publik akibat perpecahan dan persoalan internal organsiasi. Pada periode ini, PB HMI terbukti konsisten menggulirkan gagasan bertajuk “HMI untuk Rakyat.”

Mendorong pengarusutamaan pemuda, pemanfaatan bonus demografi, menyemai Islam inklusif, peningkatan kualitas demokrasi, dan pendampingan komunitas/desa.

BERITA REKOMENDASI

Ia pun mencoba mengisi ruang yang selama ini dipenuhi pemberitaan negatif dengan aktif menuliskan pemikiran dan perspektif HMI tentang kondisi aktual masyarat bangsa. Ketekunannya berbuah dengan terbitnya lima buah buku selama dua tahun memimpin HMI.

Buku ini melengkapi karya-karya yang telah terbit sebelumnya, yaitu Yakin Demokrasi Sampai (2013) dan Menapak Jalan Demokrasi (2014), Memetik Keteladanan; Catatan Kecil Tentang Pendiri Bangsa (2015), dan Merebut Optimisme: HMI dan Masa Depan Indonesia (2015).

Merumuskan, mengungkapkan, dan menuliskan pemikiran bagi para aktivis, terlebih Ketua Umum PB HMI, sesungguhnya sebuah kemestian. Sebagaimana membaca, menulis, dan berdiskusi telah menjadi menu utama yang harus dilahap para kader HMI setiap hari.

Sementara Arief, dengan latar belakang bendidikannya sebagai dokter gigi, terlihat lebih dekat dengan tipikal man of action dari pada man of ideas. Karena itu, kemunculannya di tengah pusaran kepemimpinan PB HMI dinilai banyak pihak sebagai pembuka jalan bagi lahirnya kader dengan tipikal aktivis-intelektual-profesional .

Dari sisi itu, gagasan yang terkandung dalam tulisan-tulisan Arief begitu melekat dengan pemikiran dan sikap HMI, organisasi yang dipimpinnya.


Bahkan, aktivis yang menjadi salah seorang dari “70 Tokoh Berpengaruh di Indonesia” versi Men’s Obsession 2015 ini mengaku bahwa menulis merupakan upaya untuk “memaksakan” diri sendiri agar memulai (ibda’ bi nafsik). Apalagi, buku yang mengulas tentang perkembangan HMI pasca Reformasi memang masih sangat terbatas.

Dari sisi itu, secara keseluruhan buku ini dapat dinilai sebagai bentuk dokumentasi peristiwa, gagasan, dan respon PB HMI terhadap kondisi yang terjadi sepanjang 2013-2015. Naskah buku ini terdiri dari empat bagian yang memuat hasil wawancara pribadi, tulisan di media massa, pidato, pernyataan sikap PB HMI, dan sejumlah dokumen organisasi.

Bagi Arief, penyusunan buku ini merupakan wujud rasa syukur melepas tanggung jawab kepengurusan PB HMI serta ungkapan terimakasih kepada keluarga besar HMI-KAHMI.

Terutama bagi para kader terbaik yang telah berusaha maksimal dengan segala daya upaya untuk bersama-sama menunaikan amanah dan tugas kepengurusan PB HMI Periode 2013-2015. Sebuah harapan pula kiranya pencapaian maupun kekurangan yang terjadi pada periode ini dapat menjadi pijakan bagi pengurus selanjutnya untuk berbuat lebih baik demi kemajuan organsasi di masa yang akan datang.

Hampir bersamaan dengan peringatan Dies Natalis ke-69 HMI, 5 Februari 2016, buku dipersembahkan sebagai permohonan doa restu bagi penulis yang akan melangsungkan pernikahan pada 12 Maret 2016. Dengan begitu, “memilih masa depan” secara eksplisit juga bermakna kemantapan hati untuk melangkah memasuki sebuah fase kehidupan dalam sebuah ikatan pernikahan.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas