Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Ahok: Foke Saja yang Menggabungkan Semua Partai Bisa Kalah

"Kita sudah buktikan kalau 2012 pemilih PDIP dan Gerindra kan kecil sekali. Pak Foke menggabungkan semua partai toh kalah juga,"

Penulis: Dennis Destryawan
Editor: Adi Suhendi
zoom-in Ahok: Foke Saja yang Menggabungkan Semua Partai Bisa Kalah
TRIBUNNEWS.COM/TRIBUNNEWS.COM/LENDY RAMADHAN
Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Dennis Destryawan

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) menganggap warga DKI Jakarta sudah pintar dalam memilih pemimpinnya.

Hal tersebut dikatakan Ahok terlihat saat Pilkada DKI 2012 lalu ketika dirinya maju sebagai calon waki gubernur mendampingi Joko Widodo.

Dengan kekuatan dua partai pendukung, ia bersama Jokowi bisa merebut kursi gubernur dari Fauzi Bowo yang berpasangan dengan Nachrowi Ramli yang didukung tujuh partai.

"Kita sudah buktikan kalau 2012 pemilih PDIP dan Gerindra kan kecil sekali. Pak Foke menggabungkan semua partai toh kalah juga," kata Ahok di Balai Kota, Jakarta Pusat, Kamis (31/3/2016).

Atas pengalaman tersebut, Ahok meyakini warga DKI bukan lagi memilih partai tetapi sosok pemimpin yang maju apakah bisa mengayomi kepentingannya.

"Jadi ini bukan soal partai politik. Orang kan juga makin pintar milih orangnya," ujarnya.

BERITA TERKAIT

Apa yang diungkapkan Ahok sejalan dengan hasil survei yang baru dirilis Charta Politika.

Dari 400 responden yang disurvei Charta Politika, 13 persen memilih Gerindra sebagai partai politik untuk menyalurkan aspirasinya.

Dari para pemilih Partai Gerindra itu, 51,9 persen justru memilih Ahok menjadi calon gubernur DKI Jakarta.

"Memang bukan pilih partai di Indonesia karena orang semua punya kepentingan," imbuhnya.

Menjelang Pilkada, Ahok mengaku memang banyak warga yang tidak suka dengan gaya kepemimpinannya.

Apa lagi bila dilihat dari cara bicaranya yang ceplas-cepkos dan suka marah-marah.

Sedangkan di sisi lain, menut dia, banyak pemilih yang melihat dari kinerja bukan dari cara bicara.

"Ini ada anomali. Biasa ada kepuasan kinerja kamu, elektabilitasnya mengikuti. Mungkin ada faktor primordial ada yang enggak suka gaya saya yang marah. Itu banyak faktor," ungkapnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas