Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Suryono Tewas di Mapolres Depok, Polisi: Tahanan Menderita Penyakit Kulit

Suryono (51), tersangka kasus pemerasan kepada pekerja pemasang menara BTS di Kalimulya, Cilodong tewas mengenaskan

Editor: Sanusi
zoom-in Suryono Tewas di Mapolres Depok, Polisi: Tahanan Menderita Penyakit Kulit
IST

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Suryono (51), tersangka kasus pemerasan kepada pekerja pemasang menara BTS di Kalimulya, Cilodong, Depok, beberapa waktu lalu tewas mengenaskan di dalam tahanan Mapolresta Depok, Sabtu (2/4/2016) pagi.

Ia sempat dilarikan ke RS Mitra Depok oleh petugas karena tak sadarkan diri. Namun, nyawanya tetap tak tertolong.

Kapolresta Depok Kombes Dwiyono membenarkan informasi mengenai tewasnya Suryono pada Sabtu pagi. Saat itu, Suryono memang masih menjalani masa tahanan di Mapolresta Depok atas dugaan pemerasan yang dilakukan bersama 3 rekannya.

Menurut Dwiyono, kematian Suryono dipastikan karena ayah 3 anak itu menderita infeksi akibat sakit kulit di sekujur tubuhnya.

"Sebelum yang bersangkutan kami tahan akibat tindak pidana pemerasan, ia sudah menderita sakit kulit," kata Dwiyono.

Oleh karenanya, saat ditahan, menurut Dwiyono, pihak keluarga juga menitipkan sejumlah obat untuk diberikan kepada Suryono.

"Bahkan, pada Kamis, 31 Maret 2016, lalu, yang bersangkutan sempat kami bawa ke rumah sakit karena ruam dan bentol-bentol di kulit di seluruh tubuhnya makin parah," kata Dwiyono.

BERITA TERKAIT

Ia mengatakan, sakit kulit yang berupa bentol hingga luka dan ruam merah di sekujur tubuhnya itu kadang juga mengakibatkannya demam tinggi.

"Tadi pagi, tersangka meninggal dunia. Walau sempat kami larikan ke RS Mitra, tersangka akhirnya meninggal juga," kata Dwiyono.

Oleh karena itu, ia membantah informasi yang sempat berkembang bahwa warga Cilodong City tersebut meninggal dunia akibat kekerasan yang dilakukan oleh polisi atau sesama tahanan di Mapolresta Depok.

"Ia meninggal dunia karena sakit," katanya.

Jenazah Suryono sudah diserahkan kepada keluarga, Sabtu siang. Menurut Dwiyono, pihak keluarga menerima dengan ikhlas kematian Suryono.

Ia mengatakan, polisi sempat menawarkan otopsi jenazah jika keluarga merasa kurang puas dan curiga atas kematian Suryono.

"Keluarga merasa tidak perlu, dan menerima dengan ikhlas. Keluarga juga paham bahwa yang bersangkutan memang menderita sakit," kata Dwiyono.

Halaman
12
Sumber: Warta Kota
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas