Belum Miliki IMB, Pembangunan Ruko dan Rumah Mewah di Reklamasi Pulau C Berlanjut
Pembangunan di Pulau yang lokasinya berdekatan dengan Kawasan Pantai Indah Kapuk (PIK), Penjaringan, masih terus berlanjut.
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menyatakan, pembangunan Kawasan mewah di salah satu Pulau Reklamasi, yakni Pulau C, menyatakan belum memiliki izin mendirikan bangunan (IMB).
Walaupun begitu, pembangunan di Pulau yang lokasinya berdekatan dengan Kawasan Pantai Indah Kapuk (PIK), Penjaringan, Jakarta Utara, masih terus berlanjut.
Terpantau pembangunan Kawasan elit di Pulau C, yang juga dikembangkan oleh salah satu perusahaan pengembang reklamasi pantai, yakni PT Kapuk Naga Indah yang merupakan anak perusahaan PT Agung Sedayu Group masih terus berlanjut.
Terlihat jembatan meliuk-liuk sudah megah dan kokoh berdiri, dilintasi truk-truk molek dan pengangkut material bangunan.
Jembatan yang lokasinya berdekatan dengan Bus feeder TransJakarta ini terlihat diawasi 10 petugas keamanan dari pihak perusahaan tersebut. Apabila dilihat dari jauh, nampak sebuah bangunan berlantai dua dan tiga sudah kokoh berdiri di tanah buatan dan dikelilingi air laut itu.
Satu persatu, truk-truk dan kendaraan pengangkut material lainnya keluar masuk dari salah satu jembatan, yang memiliki plang hijau bertuliskan Golf Island.
Terlihat di jembatan itu beberapa petugas keamanan memeriksa satu persatu kendaraan yang masuk ke arah pulau yang nantinya disebut-sebut warga cikal bakal kawasan megah nan elit tersebut.
Di jembatan itu, petugas mengenakan seragam biru melarang masuk warga yang bertujuan berfoto-foto ria di jembatan itu. Bahkan, adanya pemberitaan terkait Pulau C akan disegel oleh pemerintah, awak media pun juga tidak diperbolehkan masuk.
Kala itu, petugas keamanan setempat bernama DA(30) mengaku orang yang tidak memiliki kepentingan dilarang masuk ke kawasan itu.
Tak hanya itu, Dimas juga terbata-bata dan ragu menyebutkan bangunan apa saja di Pulau C.
"Yaah sebenarnya ya enggak boleh sama perusahaan mas menyebut apa aja di dalam. Tapi ya, bangunan-bangunan ruko (rumah toko) gitu lah. Ya ada perumahan juga, hotel apartemen juga bakalan ada. Cuman sampai sekarang cuman ruko. Tapi maaf mas, gak boleh melakukan peliputan di sini, terkecuali memang ada surat penugasan dari kantor dan harus diperlihatkan (izin) oleh PT KNI (Kapuk Naga Indah)," ujarnya.
Terlihat DA yang enggan menyebutkan kondisi proyek di Pulau C itu. DA juga meminta awak media untuk tidak melakukan peliputan.
"Sudahlah mas.. Jangan.. Saya di sini bekerja, situ juga bekerja. Tetap siapapun enggak boleh masuk dan saya disuruh tutup mulut. Mau itu proyeknya jalan atau enggak saya jaga di sini," ungkapnya.
Para petugas kemanan nampak melototi dengan mata yang tajam terhadap awak media maupun warga yang ingin berfoto ria di jembatan megah tersebut.
"Nah kalau di sana (Pulau C) ada kisaran 14 kilometer lebih ya kalau melintas dari ujung ke ujung Pulau C. Besar banget mas. Pokoknya di sana sudah ada bangunan kok. Hanya saja belum di plur, ada yang sudah jadi bangunannya namun belum di cat. Banyak kok. Puluhan ruko atau perkantoran berjejer rapih," tambahnya.
Seorang wanita yang berporfesi sebagai pedagang kopi siap seduh, Umar (40) mengaku pertama kalinya menginjak Pulau C belum ada bangunan satu pun.
Dirinya hanya melihat tanah yang berpasir, truk melintas, dan tiga Batching Plant Beton yang berada di setiap sisi (bibir) Pulau C.
"Dulu daratan doang itu Pulau. Luaaas banget. Nah saya pertama kali ke sana setahun yang lalu lah. Nah saya kan beberapa bulan enggak ke sana, dilihat dari jauh.. waduh sudah ada bangunan berdiri. Kata suami saya itu bakalan dijadiin kawasan elit. Mewah-mewah pokoknya. Ada yang bilang juga akan dibangun tempat olahraga golf. Nah lapangan golf kan luas dan besar ya," katanya.
Menurut Umar yang sudah 10 tahun berjualan kopi siap seduh di Jalan Pantai Indah Kapuk mengaku, tidak sembarangan orang bisa masuk ke Pulau C.
Di jembatan megah itu, sudah ada puluhan petugas di setiap pos memeriksa barang bawaan maupun pengecekan surat izin untuk masuk ke Pulau C.
"Kalau ke sana ya, contoh tukang galon. Itu tukang galon, pasti ditanya sama petugas 'mana surat sepotong (surat izin) mana? Ada gak?' Kata petugasnya. Nah kalau enggak ada, wah mana boleh masuk. Tapi aku enggak tahu yah sekarang kayak apa itu pulau. Dulu saya pertama kali itu numpang truk molen anter kopi sama gorengan buat petugas. Dulu masih boleh, tapi sekarang ketat. Itu dataran luaaas banget. Kanan kiri depan belakang itu laut," paparnya.
Sementara itu, salah seorang pria berinisial F yang berporfesi ojek online yakni Gojek mengaku sebagai mantan security di proyek pembangunan Pulau C. Dirinya mengaku tak hanya rumah toko saja yang dibangun di Pulau C.
"Walaah.. Bakalan lebih megah dari Kawasan PIK 1 dan 2 mas. Megah, sekarang ada ruko-ruko berjejer. Bagunannya megah, ada corak-corak kayak istana gitu. Lalu memang bakalan dibangun hotel dan apartemen. Nah kalau nama perumahan yang nanti dibangun, saya gak tahu. Saya pikir belum ada namanya deh," ucapnya.
Menurut gambar yang didapat dari salah satu narasumber Warta Kota, alat berat maupun truk-truk molen beroperasi dengan normal.
Terlihat beberapa pekerja proyek tengah sibuk membangun sebuah kerangka bangunan maupun tengah melakukan pengecoran.
Beberapa bangunan sudah ada yang berdiri. Bahkan, masih ada bahan-bahan material bangunan berserakan di sekitaran Pulau C.
Tumpukan pasir, batangan beton, hingga tiang-tiang proyek pembangunan nampak menghiasi dataran luas tersebut. Tak hanya bangunan berlantai dua hingga tiga saja yang berdiri tegak di Pulau C.
Nampak gedung-gedung berstruktur mewah berdiri di Pulau C. Salah satu warga yang tinggal di Kawasan PIK, Imam (40) mengaku hanya orang-orang tertentu saja yang dapat menginjak di Pulau C.
"Ya orang susah mana bisa mas. Kelihatan juga dari gedung-gedungnya itu. Mewah-mewah semua. Hanya orang kaya saja mas. Saya yakin orang berkonomi kelas bawah juga cuman bisa gigit jari masuk ke Pulau C. Saya aja terpukau melihat ke dalam. Pernah kok saya masuk iseng ke situ, tapi cuman sampai tengah-tengah jembatan saja. Itu juga karena enggak ketahuan petugas," tuturnya. (Panji Baskhara Ramadhan)