Siapa Sunny Tanudwijaja, Staf Khusus Ahok yang Dicekal KPK
Sunny Tanuwidjaja mendadak menjadi buah bibir.
Penulis: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sunny Tanuwidjaja mendadak menjadi buah bibir.
Dia disebut-sebut sebagai saksi kunci atas kasus reklamasi Teluk Jakarta yang menjerat Mohamad Sanusi, Ketua Komisi D DPRD DKI Jakarta.
Hari ini, KPK mencegah Sunny bepergian ke luar negeri selama enam bulan ke depan.
Baca Juga : Sunny Tanuwidjaja Dicegah Bepergian ke Luar Negeri
Krisna Murti, kuasa hukum Sanusi mengatakan Sunny orang penting di balik kasus besar reklamasi Teluk Jakarta.
Kata dia, Sunny adalah penghubung antara pihak eksekutif, legislatif, dan pengusaha.
Katanya, dia pulalah yang mengatur pertemuan dengan Sanusi, sebelum akhirnya dibekuk KPK dalam operasi tangkap tangan
"Dia (Sunny) yang atur perjalanan, istilahnya korlap-lah antara eksekutif dengan pengusaha, dengan dirut APL itu. Jadi penghubungnya ini si Sunny. Dia yang mengatur mereka berdua," kata Krisna.
Sanusi ditangkap KPK diduga menerima suap senilai Rp 2 miliar dari staf PT. Agung Podomoro Land (APL) Trinanda Prihantoro.
Sunny adalah peneliti senior CSIS.
Selain menjadi staf khusus Ahok, Sunny merupakan pendiri dan direktur eksekutif Center For Democracy and Transparency (CDT).
Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) menyebut Sunny sepupu dari istri Franky Oesman Widjaja, anak dari bos Sinar Mas yakni Eka Tjipta Widjaja.
Ia menyampaikan pernyataan itu untuk mengklarifikasi kabar yang menyebut Sunny sebagai cucu dari Eka.
"Istri Franky Widjaja itu sepupu dia. Menantu Eka Cipta Widjaja itu sepupunya Sunny," ujar Ahok di Balai Kota DKI Jakarta, Rabu (6/4/2016) dikutip dari Kompas.com.
Menurut Ahok, Sunny sudah mulai dekat dengannya sejak tahun 2010, tepatnya saat Ahok masih menjadi anggota Komisi II DPR RI.
Sejak Pilkada 2012, Ahok menyebut Sunny mulai menyusun disertasi yang membahas mengenai sepak terjang Ahok dalam dunia politik untuk studi S-3 di salah satu universitas di Illinois, Amerika Serikat.
"Makanya, dia mau nunggu saya sampai selesai. Ingin tahu dengan gaya politik saya bisa terpilih enggak nih. Karena secara logika politik, di Indonesia belum bisa yang kayak saya," ujar Ahok.