Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Akibat Reklamasi, Penghasilan Nelayan Berkurang, Dulu Dapat Rp 50 Juta Sebulan, Kini Rp 10 Juta

Teluk Jakarta sudah sejak dahulu menjadi mata pencaharian para nelayan secara turun-temurun.

Editor: Hasanudin Aco
zoom-in Akibat Reklamasi, Penghasilan Nelayan Berkurang, Dulu Dapat Rp 50 Juta Sebulan, Kini Rp 10 Juta
Warta Kota
Para peserta aksi penyegelan pulau reklamasi Teluk Jakarta berlindung di bawah tenda perahu nelayan di Pelabuhan Muara Angke, Minggu (17/4/2016) untuk menghindari sengatan matahari. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sejak Minggu (17/4/2016) pagi hingga siang hari, ratusan nelayan yang menamakan diri Forum Kerukunan Nelayan Muara Angke dan Koalisi Selamatkan Teluk Jakarta, berunjukrasa menentang proyek reklamasi Teluk Jakarta.

Nelayan menyebut bahwa proyek reklamasi itu telah merenggut mata pencaharian mereka selama ini.

Sejak proyek reklamasi di sekitar Teluk Jakarta dimulai, nelayan mengklaim pendapatannya berkurang hingga lebih dari 50 persen karena kehilangan wilayah tangkap.

Abbas, nelayan asal Sulawesi, misalnya. Bila sebelum reklamasi dia bisa menangkap ikan dengan nilai mencapai Rp 50 juta sebulan, kini dia mengaku cuma bisa mendapat kurang dari setengahnya.

"Sekarang paling-paling Rp 10 juta, Rp 15 juta sebulan. Ikan-ikannya pada kabur gara-gara reklamasi," tutur Abbas kepada Warta Kota di Pelabuhan Muara Angke, Penjaringan, Jakarta Utara, Minggu (17/4/2016).

Dikatakan Abbas, Teluk Jakarta sudah sejak dahulu menjadi mata pencaharian para nelayan secara turun-temurun.

Para nelayan Teluk Jakarta sebagian besar merupakan suku Bugis dan Jawa serta sebagian kecil Betawi.

Berita Rekomendasi

Berbagai macam hasil laut bernilai ekonomi terdapat di perairan itu, seperti ikan kakap, cumi-cumi, ikan kembung, dan sebagainya.

Namun saat ini berbagai jenis ikan sudah tidak bisa lagi didapat di Teluk Jakarta, khususnya di sekitar proyek reklamasi. Apalagi wilayah tangkap mereka tergerus.

"Paling-paling dapatnya ikan kembung. Itu pun nggak seberapa. Kalau dulu bisa 200 kilo sehari, sekarang dapat 30 kilo saja sudah susah. Gimana nasib kami rakyat kecil ini?" kata Abbas.

Selain kehilangan wilayah, nelayan pu mengaku proyek reklamasi telah turut merusak perlengkapan tangkap ikan, khususnya jaring-jaring.

"Jaring-jaring banyak yang rusak dan hilang gara-gara ditabrak kapal tongkang milik pengembang," tutur Ali, nelayan lainnya.

Dikatakan Ali, para nelayan sudah pernah mencoba mendatangi penjaga pulau reklamasi untuk menuntut ganti rugi akibat jaring-jaring hilang dan rusak. Namun belum ada tanggapan.

"Sudah sering kita minta ganti rugi, tapi kayaknya petugasnya cuek saja. Kita kan belinya pakai duit," bilang Ali.

Oleh karena itu, Ali berharap aksi 'penyegelan' itu benar-benar menjadi perhatian Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok. Dia menuntut reklamasi dihentikan.

"Kalau memang benar dia (Ahok) pemimpin, harusnya lindungi rakyat kecil seperti kami, bukannya malah membela-bela pengembang," ucapnya.

Penulis: Gopis Simatupang

Sumber: Warta Kota
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas