Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Imam Supriadi Tantang Ahok 'Duel' di Pilkada DKI 2017

Pegawai BPK Imam Supriadi kembali menantang Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama untuk berduel dalam kompetisi pemilihan Gubernur DKI Jakarta.

Penulis: Abdul Qodir
Editor: Dewi Agustina
zoom-in Imam Supriadi Tantang Ahok 'Duel' di Pilkada DKI 2017
Facebook
Screen shot akun Facebook Imam Supriadi. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Setelah tantangan berduel fisik tak digubris, pegawai Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Imam Supriadi kembali menantang Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok untuk berduel dalam kompetisi pemilihan Gubernur DKI Jakarta di Pilkada 2017.

Imam pun telah mengunggah video di laman Youtube berisi deklarasi dirinya akan maju sebagai cagub lewat jalur independen dalam Pilkada DKI Jakarta 2017.

Dalam video tersebut, Imam mengaku akan menggandeng Dedy Mizwar sebagai cawagub.

"Saya dulu juga pernah ikut cagub sama Dedy Mizwar. Saya dulu sama Seribu Minang," kata Imam saat dikonfirmasi.

Dalam video tersebut, Imam tak lupa mengeluarkan psywar untuk Ahok. Di antaranya ia mengaku telah memegang kartu troof Ahok berupa sejumlah kasus masa lalu yang diduga dilakukannya.

Imam bermodal pengalaman selama 36 tahun di BPK dan organisasi kemasyarakatan berniat ingin mengubah DKI Jakarta lewat pemilihan kepala daerah ini.

Saat ini, ia mengaku tengah berupaya mengumpulkan satu juta foto copy KTP warga ibukota agar dirinya bisa mendaftarkan diri sebagai cagub lewat jalur independen, seperti yang telah dilakukan oleh Ahok.

Berita Rekomendasi

Menurut Imam, sudah banyak warga ibukota yang rela menyerahkan foto copy KTP-nya untuk pencalonan dirinya ini.

"Untuk relawan sudah ada di beberapa tempat. Tinggal cari penyandang dana. Kalau jumlah foto copy KTP yang sudah didapat masih rahasia. Tapi, mereka ada di banyak kecamatan lima wilayah DKI Jakarta, terkecuali Kepulauan Seribu saya belum punya jaringan," akunya.

"Kalau partai pendukung, sudah ada beberapa orang Partai Hanura yang berkomunikasi ke saya. Mereka adalah orang Hanura yang tidak setuju partainya mendukung pencalonan Ahok," ujarnya. (Abdul Qodir)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas