Petugas Perempuan Bus Transjakarta Ceritakan Suka Dukanya
Senangnya kerja di sini, saya bisa bantu banyak orang
Penulis: Valdy Arief
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Isndari, petugas pemandu penumpang Bus Transjakarta, menceritakan suka dukanya bekerja di perusahaan moda tranportasi milik Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
Sebagai pegawai yang mendapat bagian waktu kerja di pagi hari, ibu dua orang anak ini harus sudah sampai di kantornya pada pukul 04.00 WIB.
"Kami apel dulu paginya, sebelum waktu bus berangkat pertama pada 05.00 WIB," kata Isndari saat ditemui Kamis (21/4/2016).
Berangkat pada waktu masih dini hari dari rumahnya di bilangan Kebayoran Lama, Isndari sering tidak bertemu dengan anaknya saat bangun tidur.
Anak laki-lakinya beberapa bulan lagi akan berusia 10 tahun pun, sehari-hari harus diantar oleh asisten rumah tangganya ke sekolah.
Ibu kelahiran 1985 ini mengaku, tidak jarang anak-anaknya mengeluhkan jika sewaktu dia pulang agak terlambat dari biasa.
"Ya saya cuma bisa beri pengertian, kalau ibu kerja di tranportasi. Jadi kadang waktu pulang kerja tidak tentu. Apalagi Jakarta macet," katanya.
Selain keluhan dari dua anaknya, sikap penumpang yang belum mau patuh aturan juga kadang membuatnya kesal.
Terlebih, sebutnya, jika ada penumpang laki-laki yang masih berada di bagian bus khusus perempuan.
Padahal, sudah ada pemisahan bagian bus berdasarkan jenis kelamin guna pencegahan pelecehan seksual.
"Masih banyak (penumpang) laki-laki yang masuk di bagian khusus perempuan. Penumpang perempuan juga kadang masih suka duduk di belakang. Saya cuma bisa tegur ada yang mau pindah, tapi tidak jarang mereka tidak peduli," katanya.
Meski harus jarang bertemu anak pada pagi hari dan harus sabar menghadapi berbagai perangai penumpang, Isndari mengaku ada kesenangan tersendiri bekerja di Transjakarta.
"Senangnya kerja di sini, saya bisa bantu banyak orang," ujarnya.
Selama lima tahun bekerja di Transjakarta, Isndari mengaku kualitas hidupnya semakin baik dari tahun ke tahun.