TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pembangunan di DKI Jakarta dinilai masih mengabaikan prinsip-prinsip kemanusiaan.

Jakarta tumbuh menjadi kota yang mempertemukan sekaligus memisahkan kelompok kaya dan miskin.

Sementara pemerintah terlihat lebih pro pada kepentingan kalangan atas, dan masih kurang memberikan perhatian pada masyarakat kalangan bawah yang merupakan mayoritas.

Hal itu disampaikan Menko Maritim dan Sumber Daya Rizal Ramli di kediamannya, Jalan Bangka IX Nomor 49R, Jakarta Selatan, Minggu sore (24/4/2016) saat menerima bakal calon gubernur DKI Jakarta Teguh Santosa.

"Ironis karena Jakarta tumbuh seperti kota-kota besar di Amerika Latin yang memisahkan kelompok kaya dan kelompok miskin."

"Kesenjangan ekonomi menjadi karakter Jakarta hari ini," ujar Rizal Ramli berdasar rilis yang masuk ke redaksi Tribunnews.com.

Dia menyambut baik keberanian wartawan senior Teguh Santosa ikut dalam pemilihan Gubernur DKI Jakarta.

Sejauh ini Teguh telah mendaftar ke Partai Demokrat, PDI Perjuangan dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).

Rizal sudah lama mengenal Teguh.

Di matanya Teguh adalah sosok pemuda yang memiliki kepedulian yang tinggi pada kondisi masyarakat bawah.

"Latar belakang sebagai wartawan membuat Teguh lebih sensitif terhadap persoalan masyarakat. Semoga tetap seperti itu," ujar Rizal Ramli.

Ia menambahkan bahwa di masa lalu banyak pemimpin Indonesia, termasuk Bung Karno dan Bung Hatta, pernah menjadi wartawan.

"Sebagai pemuda yang idealis, saya yakin Teguh bisa diharapkan untuk membenahi Jakarta menjadi maju dengan prinsip kemanusiaan," tambahnya.

Rizal juga mengatakan, bekal Teguh sudah cukup untuk memimpin Jakarta.