Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Ahok Akui Masih Ada Jual-Beli Rusun di Jakarta

"Kapuk Muara itu sebenernya untuk nelayan itu sejak bang Yos. Nelayan dari Angke semua dibersihkan Kali Angke waktu itu dipindahkan ke sana."

Penulis: Dennis Destryawan
Editor: Adi Suhendi
zoom-in Ahok Akui Masih Ada Jual-Beli Rusun di Jakarta
TRIBUNNEWS.COM/TRIBUNNEWS.COM/LENDY RAMADHAN
Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Dennis Destryawan

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Rumah susun (Rusun) di Kapuk Muara, Jakarta Utara yang diperuntukan nelayan diperjualbelikan.

Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) mengakui adanya penyalahgunaan Rusun oleh oknum yang terjadi di Rusun tersebut.

Ahok mengatakan Rusun Kapuk Muara memang diperuntukan nelayan sejak zaman Gubernur Sutiyoso.

"Kapuk Muara itu sebenernya untuk nelayan itu sejak bang Yos. Nelayan dari Angke semua dibersihkan Kali Angke waktu itu dipindahkan ke sana."

"Tapi apa yang terjadi? Saat itu mungkin mereka jual, lalu ada yang beli jual, beli jual beli," ujar Ahok di Balai Kota, Jakarta Pusat, Kamis (28/4/2016).

Namun kejadian itu tidak hanya di Rusun Kapuk Muara.

BERITA REKOMENDASI

Hal serupa terjadi di Rusun Pondok Kopi dan Pondok Muara.

Rusun yang diperuntukan untuk kalangan bawah itu malah diduduki kalangan menengah.

"Sampai hampir seluruh rumah susun di Jakarta. Sebetulnya Pondok Kopi di mana pun bahkan di Pondok Muara, itu diduduki kelas menengah. Makanya itu kita benahi," imbuh dia.

Untuk meminimalisir persoalan oknum Rusun, ucap Ahok, pihaknya membuat kebijakan menaikan tarif parkir yang dipasang per jam.

Hasilnya efektif, beberapa penghuni dari kalangan menengah ke atas akhirnya pindah.


"Dengan cara apa? Mobilnya kita kenakan parkir per jam. Makanya beberapa mulai pindah. Pindah mereka masih mau jual. Jual kami sita. Jadi yang tinggal yang betul-betul enggak mampu," kata Ahok.

Mantan Bupati Belitung Timur tersebut mengaku praktik jual-beli Rusun melalui penggunaan transaksi debit pada bank tertentu.

Ahok mengantisipasinya dengan penerapan kartu Jakarta One, sehingga semua data penghuni dan transaksi akan tercatat.

"Dengan cara apa saya tahunya? ada debit bank, kalau bank masih main, kalau bank Indonesia enggak bisa main. Si A alamat ini buka rekening bank buat debit kalau dia main ama bank DKI misalnya ada yang main sama dukcapil, dia bisa ubah enggak?" kata Ahok.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas