Demo Buruh, KSPI Pimpinan Said Iqbal Tuntut Pembatalan Reklamasi hingga Tolak Tax Amnesty
Mereka tuntut kenaikan upah minimal 2017 sebesar Rp 650 ribu, stop kriminalisasi buruh dan stop phk (Pemutusan hubungan kerja)dan tolak penggusuran
Penulis: Valdy Arief
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan wartawan Tribunnews.com, Valdy Arief
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ribuan pekerja yang tergabung pada beberapa serikat buruh berencana melakukan aksi untuk memperingati Hari Buruh Internasional atau May Day. Satu di antaranya adalah Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) pimpinan Said Iqbal.
Menyatakan akan membawa sekitar 150 ribu massa aksi, KSPI menyerukan para buruh untuk berkumpul di depan Monumen Arjuna Wijaya atau lebih dikenal Patung Kuda pada 10.00 WIB.
"Titik kumpul aksi buruh se-Jabodetabek di Jakarta pada May Day 1 Mei 2016 pukul 10.00 adalah di Patung. Bukan di Bundaran HI demi menghormati masyarakat yang sedang mengikuti Car Free Day," kata Said Iqbal berdasarkan keterangan yang diterima Sabtu (30/4/2016).
Setelah berkumpul di depan Monumen Arjuna Wijaya, buruh yang berdemonstrasi akan bergerak menuju Istana Kepresidenan di Jalan Merdeka Utara, Jakarta.
Sekitar 13.00 WIB, massa aksi berencana menuju Gelora Bung Karno Senayan, Jakarta. Sesampai di komplek olahraga tersebut, mereka akan mendeklarasikan organisasi kemasyarakatan buruh.
"Para buruh bergerak ke GBK mendeklarasikan ormas buruh bernama Rumah Rakyat Indonesia(RRI) dan ORI," kata Said Iqbal.
Dalam aksi tahunan ini, KSPI berniat menyuarakan tiga aspirasi buruh.
Pertama, Cabut PP no 78/2015 tentang pengupahan, tolak upah murah, dan naikan upah minimal pada 2017 sebesar Rp 650 ribu.
Kedua, stop kriminalisasi buruh dan stop phk (Pemutusan hubungan kerja).
Tiga, tolak reklamasi, tolak penggusuran, dan tolak RUU Tax Amnesty," katanya.
