Benny Mokalu, Mantan Kapolda Bali Maju 'Bursa' Wagub DKI Jakarta, Ini Konsepnya
"Bukan posisi yang saya kejar tetapi saya hanya ingin terlibat dalam pembangunan Jakarta...."
Editor: Robertus Rimawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Masyakarat Jakarta pada akhirnya harus bisa menyanyi dan menari di ruang terbuka tanpa merasa cemas, was-was ataupun khawatir.
Jika masyarakat dapat menyanyi dan berdansa tanpa perasaan takut, itu berarti Jakarta benar-benar sudah menjadi kota untuk semua, aman dan sejahtera.
Hanya saja, kondisi sebagai kota untuk semua, aman dan sejahtera belum dapat terwujud meski pemerintah ibukota saat ini sudah melakukan berbagai upaya.
Jakarta belum menjadi kota untuk semua dan bahkan kesejahteraan belum dinikmati secara adil dan merata oleh masyarakatnya.
Fondasi untuk menjadikan Jakarta sebagai kota untuk semua dan sejahtera hanya bisa dilakukan jika ibukota negara ini terjaga keamanannya.
Demikian ditegaskan oleh salah satu bakal calon Wakil Gubernur AJ Benny Mokalu di Jakarta, Minggu (1/5/2016) melalui rilis yang masuk ke redaksi Tribunnews.com.
Melihat situasi ini, polisi berbintang dua itu merasa terpanggil untuk mencalonkan diri sebagai salah satu kandidat dalam Pilkada DKI Jakarta.
Oleh karena itu, Staf Ahli Kapolri ini bercita-cita membangun Jakarta sebagai kota untuk semua, aman dan sejahtera.
“Dengan mempertimbangkan berbagai hal, saya ingin mencalonkan diri hanya sebagai bakal calon wakil Gubernur. Saya tidak ingin menilai diri over estimate dalam Pilkada 2017."
"Bukan posisi yang saya kejar tetapi saya hanya ingin terlibat dalam pembangunan Jakarta dan melihat secara nyata masyarakat Jakarta dapat menyanyi dan berdansa,” ujar Benny Mokalu yang mantan Kapolda Bali.
Baginya, mewujudkan “Jakarta Menyanyi dan Menari” itu merupakan cita-cita untuk menjelaskan secara tidak langsung kepada masyarakat dunia bahwa Jakarta harus menjadi kota untuk semua, aman dan masyarakatnya sejahtera.
Dengan demikian, mantan Kapolda Bengkulu itu melanjutkan, filosofi “Jakarta Menyanyi dan Menari” itu adalah;
1. Jakarta sebagai kota untuk semua adalah kota yang terbuka bagi semua bangsa, suku, agama ataupun ras yang hidup berdampingan tanpa ada diskriminasi sosial.
2. Jakarta sebagai kota untuk semua hanya bisa terwujud jika dari segi keamanan dapat terbangun dan terjaga dengan mewujudkan kerjasama yang harmonis antara penegak hukum dan masyarakat Jakarta itu sendiri.