Polisi Temukan Handphone Enno di Kantong Terduga Pelaku
Berselang tiga hari setelah penemuan jasad Enno Fariah (18), aparat kepolisian masih berupaya mencari titik terang.
Penulis: Glery Lazuardi
Editor: Dewi Agustina
Fikri, ayah Enno mengantar anaknya pulang dari tempat kos di Dadap, Kabupaten Tangerang. Di kesempatan itu, Enno bercerita sempat bertengkar dengan seorang wanita.
Dia mengaku pertengkaran itu terjadi di pabrik tempat Enno bekerja di PT Polyta Global Mandiri. Eno mengatakan kepada orang tuanya, dia sedang tertawa saat perempuan itu lewat dihadapannya. Mahfudoh menduga perempuan itu tersinggung kepada anaknya.
"Dia pulang terakhir pas Jumat yang ada libur panjang. Pada Jumat minggu ini meninggal. Dia cerita habis berantem dengan perempuan. Dia cerita, tetapi tak bilang alasan apa. Enno diancam. Enno diseret keluar," kata dia.
Lalu, Enno sempat mengatakan kepada ibunya.
"Kasar tidak dapat halus dikerjain," kenangnya tanpa mengerti apa maksud ucapan anaknya.
Mahfudoh mempunyai firasat akan kehilangan anak keempat dari tujuh bersaudara itu. Firasat berupa mendengar suara burung hantu di sekitar tempat tinggal dan tingkah laku berbeda dari Enno.
Sebelum pulang untuk terakhir kali, Enno sempat menelepon ibunya. Dia mengatakan ingin membawa sesuatu untuk orang rumah.