Rincian Panjang 'Mengerikan' Hasil Visum Enno Parihah Ini Bikin Netizen Marah, Sangat Marah!
Baca aja smpai merinding, terkutuklah pelakunya... bin**** aja tidak sepantasnya diperlakukan seperti itu apalagi ini manusia.
Penulis: Glery Lazuardi
Editor: Robertus Rimawan
Jajaran Sub Direktorat Kejahatan dan Kekerasan (Jatanras) Dit Reskrimum Polda Metro Jaya dibantu Polres Metro TangerangKota dan Polresta Tangerang Kabupaten mengamankan seorang laki-laki di Dadap, Kabupaten Tangerang, Minggu (15/5/2016) sekitar pukul 04.00 WIB.
Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Awi Setiyono, mengatakan pria itu ditangkap diduga terlibat dalam pembunuhan Enno Fariah.
"Kami mendapatkan handphone korban di kantong celananya. Yang bersangkutan 1X24 Jam sedang dilakukan interogasi di Jatanras Polda Metro Jaya," kata Awi Setiyono kepada wartawan, Minggu (15/5/2016).
Selain membawa terduga pelaku pembunuhan, aparat kepolisian turut menyita barang bukti diduga terkait kasus pembunuhan Eno.
Barang bukti berupa, satu sepeda motor Satria F berplat nomor B6767GZL dan dua buah kasur lipat.
Di kasur lipat tersebut ada bercak noda darah.
Barang bukti itu dibawa menggunakan mobil double cabin dari Polsek Teluk Naga.
Sebanyak tiga orang aparat kepolisian terlihat merapikan barang bukti yang ditaruh di depan kantor Sub Direktorat Reserse Mobile (Resmob) Dit Reskrimum Polda Metro Jaya.
"Kami masih melakukan pengembangan. Sampai saat ini belum ada pelaku yang tertangkap," kata Kasubdit Resmob Dit Reskrimum Polda Metro Jaya, AKBP Eko Hadi Santoso saat dihubungi.
Tiga tersangka
Aparat kepolisian telah menetapkan tiga orang sebagai tersangka kasus pembunuhan Enno Parihah alias EF (18).
Para tersangka diduga membunuh EF karena permasalahan asmara.
Ketiga tersangka adalah RA (15), R (20), dan IP (24). Mereka mengenal EF.
Sampai saat ini, mereka masih dimintai keterangan secara intensif di Mapolda Metro Jaya.
"Dari penuturan tersangka, ini motif asmara," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Awi Setiyono, kepada wartawan, Senin (16/5/2016).
Menurut pengakuan para tersangka, mereka bekerjasama saat membunuh EF. Mereka mengenal saling mengenal dengan korban.
"Yang bersangkutan dengan almarhum saling kenal," kata dia.
Awi menambahkan, pelaku berusia lebih muda daripada korban.
Status pelaku itu masih pelajar SMP.
Ibunda penasaran lihat wajah pelaku
Pada waktu yang sama, aparat kepolisian turut membawa Mahfudoh, ibu kandung Enno, dan Dita, kakak kandung Enno.
Mereka dijemput aparat kepolisian di kediaman Kampung Bangkir RT/RW 12/003, Desa Pengandikan, Lebakwangi, Kabupaten Serang pada hari Minggu sekitar pukul 04.00 WIB.
Aparat kepolisian tak menjelaskan kepada mereka tujuan membawa ke Mapolda Metro Jaya. Mereka pun belum menerima informasi pelaku pembunuhan Enno telah tertangkap.
Pihak keluarga merasa penasaran seperti apa wajah pelaku yang telah tega membunuh.
"Tadi ditelepon, lalu, dijemput. Saya tanya ada apa? Coba ke sini saja. Tadi dibawa pukul 04.00 WIB. Katanya pelaku sudah tertangkap ya. Sini coba lihat wajah pelaku. Saya penasaran seperti apa wajah orangnya," ujar Mahfudoh kepada wartawan.
Mahfudoh terakhir kali bertemu dengan Enno saat sang buah hati pulang ke kampung halaman di Pengandikan, Serang, Jumat (6/5/2016).
Fikri, ayah Enno mengantar anaknya pulang dari tempat kos di Dadap, Kabupaten Tangerang. Di kesempatan itu, Enno bercerita sempat bertengkar dengan seorang wanita.
Dia mengaku pertengkaran itu terjadi di pabrik tempat Enno bekerja di PT Polyta Global Mandiri. Eno mengatakan kepada orang tuanya, dia sedang tertawa saat perempuan itu lewat dihadapannya. Mahfudoh menduga perempuan itu tersinggung kepada anaknya.
"Dia pulang terakhir pas Jumat yang ada libur panjang. Pada Jumat minggu ini meninggal. Dia cerita habis berantem dengan perempuan. Dia cerita, tetapi tak bilang alasan apa. Enno diancam. Enno diseret keluar," kata dia.
Lalu, Enno sempat mengatakan kepada ibunya.
"Kasar tidak dapat halus dikerjain," kenangnya tanpa mengerti apa maksud ucapan anaknya.
Mahfudoh mempunyai firasat akan kehilangan anak keempat dari tujuh bersaudara itu.
Firasat berupa mendengar suara burung hantu di sekitar tempat tinggal dan tingkah laku berbeda dari Enno.
Sebelum pulang untuk terakhir kali, Enno sempat menelepon ibunya.
Dia mengatakan ingin membawa sesuatu untuk orang rumah.(*)