Sistem Plumbing pada Bangunan Harus Perhatikan Regulasi, Sumber Daya Manusia, dan Industri
Serangkaian kegiatan dan upaya telah dilakukan The International Association of Plumbing and Mechanical Officials (IAPMO)
Editor: Toni Bramantoro
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Serangkaian kegiatan dan upaya telah dilakukan The International Association of Plumbing and Mechanical Officials (IAPMO) untuk mengusahakan ketersediaan air bersih untuk masyarakat.
Upaya ini dilakukan IAPMO dengan dukungan penuh dari Badan Standarisasi Nasional (BSN) dan Pusat Penelitian dan Pengembangan Permukiman Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.
Untuk tahun ini, bertepatan dengan Hari Plambing Dunia, IAPMO telah mendirikan laboratorium sebagai fasilitas pengujian dan seritfikasi produk-produk plambing seperti kloset, kran pipa, wastafel.
Chief Executive Officer (CEO) IAPMO, Russ Chaney menjelaskan, sistem plumbing pada bangunan gedung tergantung dari tiga faktor, yaitu regulasi, sumber daya manusia, dan industri.
Sementara, kebutuhan akan penggunaan energi dan air pada bangunan gedung semakin meningkat sehingga bila tidak diperlakukan secara bijaksana akan merusak lingkungan.
"Saat ini banyak dijumpai peralatan plumbing dan saniter terutama produk luar negeri yang dijual di Indonesia tanpa memenuhi standar SNI dan tidak memperhatikan aspek kesehatan dan efisiensi penggunaan energi dan air," ungkap Russ Chaney di Hotel The Ritz Carlton, Jakarta, Rabu (18/5/2016).
Lab tersebut didirikan dalam upaya memastikan air yang dikonsumsi oleh penghuni permukiman dan gedung benar-benar air yang bersih dan sehat, serta untuk menjamin kesehatan dan pelestarian lingkungan melalui pengembangan dan penerapan sistem plambing pada bangunan gedung di Indonesia.
"IAPMO secara berkesinambungan melakukan kegiatan dalam bentuk kepedulian sosial dengan melakukan penyuluhan tentang penerapan sistem plumbing, serta kegiatan edukasi tentang sistem plumbing dan penciptaan tenaga kerja bidang plumbing bekerja sama dengan beberapa perguruan tinggi di Indonesia," tandasnya.
Ditambahkan Ken Wijaya, selaku Senior Vice President IAPMO Indonesia, IAPMO selain melakukan sertifikasi melalui laboratorium penguji, juga melakukan pelatihan-pelatihan bekerja sama dengan pemerintah dan universitas-universitas,” timpal
Plambing adalah salah satu sarana yang melekat dengan air.
"Air yang bersih jika dialirkan melalui sistem plambing yang tidak higienis dan baik maka dapat dipastikan air yang dikonsumsi masih terkontaminasi oleh berbagai hal negatif. Air baku tidak akan bermanfaat jika sistem bangunan tidak didukung oleh sistem plambing yang baik," kata Ken.
IAPMO memiliki tujuan organisasi yang berfokus pada kesehatan, keselamatan dan kesejahteraan manusia di seluruh Indonesia.
Organisasi ini didirikan lebih dari 90 tahun yang lalu untuk mengembangkan dan mempromosikan standar untuk pemasangan sistem plambing dan sanitasi yang ditujukan untuk kemajuan teknologi terbaru.
Ketua Badan Standarisasi Nasional (BSN), Prof. Dr. Bambang Prasetya memuji langkah IAPMO yang mendirikan laboratorium penguji.
“Hari ini adalah hari plambing dunia. Tahun ini ada perubahan dimana salah satu implementasi pentingnya adalah dengan didirikannya laboratorium penguji oleh IAPMO untuk sertifikasi,” ujar Bambang.
Bahkan Bambang menilai pendirian laboratorium oleh IAPMO memecahkan rekor dari perumusan sampai skema yang terealisasi dalam setahun.
Sementara itu Dr. Ir. Arief Sabaruddin, CES, Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Perumahan dan Permukiman, Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pekerjaan Umum mengatak sertifikasi ini maka akan membantu mewujudkan air bersih untuk kesehatan masyarakat.
“Untuk mencapai masyarakat yang sejahtera maka diperlukan kesehatan, salah satunya adalah dengan sanitasi yang baik,” tuturnya.
Dukungan juga diberikan Kedutaan Besar Amerika Serikat.