Tersangka Tak Pedulikan Rintihan Minta Ampun Enno Saat Memperkosa dan Memasukkan Gagang Pacul
Tersangka RA mengakui ketika dirinya melakukan penyiksaan, korban sempat minta ampun dan merintih kesakitan.
Editor: Hasiolan Eko P Gultom
Menurut pengakuan RA, ketika dia datang ke mes tempat Enno menginap, suasananya cukup romantis.
Dia sempat bercumbu dengan Enno.
Namun karena Eno tidak mau diajak hubungan lebih jauh lagi, RA kecewa kemudian keluar rumah.
Luka mengerikan
Pemerkosaan dan pembunuhan yang diduga dilakukan oleh ketiga pelaku yakni Rar alias Arif, Ral alias Alim, dan IH alias Ilham terhadap karyawan pabrik PT Polyta Global Mandiri, Enno Farihah, tergolong sadis dan biadab.
Berdasarkan hasil olah TKP dan keterangan pelaku, pembunuhan yang dilakukan di kamar Enno yang terletak di mess karyawan di Jalan Raya Peranacis Pergudangan 8, Dadap, Kosambi, Kota Tanggerang, Banten tersebut di luar batas kemanusiaan.
"Luka sangat dalam, pembunuhan biadab dan sadis," ujar Dirkrimum Polda Metro Jaya, kombes Krishna Murti, Selasa (17/5/2016).
Berdasarkan hasil autopsi, sejumlah luka ditemukan di tubuh gadis berusia 19 tahun asal Serang, Banten tersebut.
Diantaranya yakni luka robek di bagian hati hingga kebagian atas, luka robek di bagian paru-paru hingga ke bagian atas tubuh, pendarahan di rongga dada, luka di bagian kemaluan, dan luka di kedua (maaf) payudara korban.
"Akibat gagang pacul masuk 90 persen ke tubuh korban," kata Krishna.
Selain itu di tubuh Enno yang baru bekerja enam bulan di pabrik plastik tersebut ditemukan luka sayatan di bagian pipi sebelah kanan dan patah tulang leher serta luka dibibir akibat benda tumpul.
"Dilakukan oleh pelaku dengan peran berbeda-beda," katanya.
Menurut Krishna dugaan sementara kematian Enno diakibatkan oleh gagang pacul yang masuk ke dalam tubuh.
Berdasarkan pengakuan tersangka pembunuhan saat dibekap, Enno masih bernapas dan bergerak.
"Dugaan sementara karena itu tadi gagang pacul masuk ke dalam," paparnya.