Laporan Wartawan Tribunnews.com, Dennis Destryawan

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) mengimbau kepada Ketua Rukun Tetangga dan Rukun Warga yang memang tidak punya cukup waktu untuk membuat laporan melalui aplikasi Qlue, sebaiknya mundur.

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta akan memberikan insentif kepada RT/RW yang melapor kondisi lingkungannya. Ditargetkan 90 per bulannya. Bila terpenuhi RT mendapat insentif Rp 975 ribu, RW Rp 1,2 juta.

"Apa sih susahnya cuma lapor tiga kali sehari? Alasannya apa? Tidak sempat untuk lapor? Ya kalau tidak sempat jangan jadi RT/RW bos!," ujar Ahok di Balai Kota, Jakarta Pusat, Senin (30/5/2016).

Menurut Ahok, RT/RW merupakan pekerja sosial di lingkungannya dan bukan pejabat di lingkungan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.

"Kamu kira RT/RW itu kaya pejabat? Kan bukan pejabat! Katanya orangnya mau nolong masyarakat," kata mantan Bupati Belitung Timur tersebut.

Insentif yang diberikan kepada RT/RW berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah DKI Jakarta. Diperlukan pertanggungjawaban berupa laporan dari setiap anggaran yang dikeluarkan.

Karenanya, RT/RW diwajibkan melapor melalui Qlue sebagai bentuk bertanggungjawaban.

Ahok menuding RT/RW yang protes itu, karena mereka tidak lagi bisa mendapatkan pungutan liar di lingkungannya, yakni dari parkir liar dan penyewaan lapak.

"Banyak RT/RW yang bagus tidak ribut kok, yang ribut itu yang minta komisi. Ada tidak pengaduan masyarakat ada oknum RT/RW yang minta uang? Banyak. Tadi baru dapat pengaduan satu, ada oknum RT/RW tidak kasih dia masuk jalan, itu lucu minta uang! Itu tadi dia laporan di depan," kata Ahok.