Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

KJP Diganti Jakarta One, Lebih Sakti dan Serba Guna

Kartu tersebut, merupakan kartu untuk transaksi elektronik yang berkaitan dengan program dari Pemprov DKI Jakarta.

Editor: Rendy Sadikin
zoom-in KJP Diganti Jakarta One, Lebih Sakti dan Serba Guna
Tribunnews/Lendy Ramadhan
Miniatur uang elektronik Jakarta One yang diperlihatkan di stand Bank DKI dalam Festival Smart Money Smart City di Golf Driving Range, Senayan, Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta Pusat, Kamis (2/6/2016). 

Laporan Wartawan WARTA KOTA, Mohammad Yusuf

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA — Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta dan Bank Indonesia dengan menggandeng Bank DKI, meluncurkan kartu Jakarta One (JakOne).

Kartu tersebut, merupakan kartu untuk transaksi elektronik yang berkaitan dengan program dari Pemprov DKI Jakarta.

Peluncuran kartu tersebut digelar dalam acara 'Festival Smart City Smart Money' di Golf Driving Range, Senayan Jakarta Pusat, Kamis (2/6).

Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok mengatakan, kartu JakartaOne bisa menjadi fungsi kontrol saat pemberian bantuan terhadap warga.

"Contoh kita putuskan satu anak pemegang KJP boleh beli satu kilo daging sapi seharga Rp 39.000. Ya sudah, ini kartu mengontrol hanya satu kilo," katanya.

Untuk pembayaran tiket juga demikian. Bisa mengatur pengguna JakartaOne yang diberikan gratis pada jam atau hari tertentu.

BERITA REKOMENDASI

Bahkan, termasuk yang ulang tahun juga bisa diatur untuk diberikan layanan gratis TransJakarta.

"Itu semua bisa kita kontrol di kartu. Kita nggak mungkin urusin 10 juta penduduk menggunakan manual. Jadi dengan ini, tap keluar masuk rusun, kita pakai kombinasi tempel kartu dan sidik jari, begitu nggak cocok nanti akan ada notifikasi ke kami," katanya.

Kartu ini, lanjut Ahok, akan membantu pihaknya untuk mendapatkan data yang benar. Salah satunya mengetahui jumlah penumpang bus Transjakarta.

Akan terdata koridor mana saja yang banyak penumpang dan tidak. Sehingga bisa menyesuaikan jumlah bus dengan kebutuhan.

"Kita bisa hitung berapa orang, jam berapa, jadi busnya mau ukuran besar, sedang, kecil, bisa kita atur sehingga tidak melakukan pemborosan buat DKI. Jadi tau persis bus gandeng ini rugi narik jam segini, kenapa nggak ganti yang lebih kecil, nah ini yang kita butuhkan data seperti ini," katanya.


Masyarakat digital

Sementara itu, Direktur Utama Bank DKI, Kresno Sediarsi, mengatakan, nantinya kartu tersebut bisa digunakan untuk berbagai kebutuhan, mulai dari pembayaran untuk TransJakarta, MRT, LRT, ERP, PTSP, RSUD, rusun, pajak, retribusi, dan lainnya.

Halaman
1234
Sumber: Warta Kota
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas