Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kisah Surono, Pemecah Batu Tuna Netra yang Hidupi 65 Anak Yatim

Di tengah-tengah keterbatasannya, Rono amat bahagia karena menjadi anak-anak asuh yatim piatu di sekitarnya.

Editor: Rendy Sadikin
zoom-in Kisah Surono, Pemecah Batu Tuna Netra yang Hidupi 65 Anak Yatim
KOMPAS.com
Rono (tengah berpeci putih) di antara anak yatim piatu yang diasuhnya. 

"Saya sekarang mencari berkahnya saja, jam 7 pagi saya mulai pecah batu dan jam 11 pulang sholat makan, nanti abis Ashar sampai jam 5 kerja lagi" ujar Rono.

Batu bata dan batako itu ia haluskan perlahan, dengan 'indra' penglihatan yang tak ada, ia cukup terampil dalam memecahkan batu, dihancurkan satu per satu hingga menjadi keping-keping kecil.

Batu-batu kecil itu dia masukkan dalam karung. Satu karungnya seberat 50 kilogram.

Dengan pekerjaannya itu, Rono selalu bersyukur, bahwa dia masih bisa mencari nafkah dan tidak mengemis.

Selain itu, puluhan tahun mendambakan keturunan namun juga didapat, Rono masih berprasangka baik kepada Allah.

Di tengah-tengah keterbatasannya, Rono kini amat bahagia karena menjadi anak-anak asuh yatim piatu di sekitarnya.

Bermula hanya 2 orang anak yatim, kini Rono memiliki 65 anak yatim, semuanya sangat dekat dengan dirinya.

BERITA TERKAIT

Ketika berkumpul dan bertegur sapa setiap anak yang datang pasti bersalaman dengan Rono.

"Dulu cuma sedikit, cuma ada dua orang, tapi Alhamdulillah sekarang bisa berbagi," ucapnya.

Rono selalu memberikan nasihat dan doa-doa terbaik pada anak yatimnya agar mereka kelak menjadi orang yang berguna dan berakhlak mulia terhadap diri sendiri dan juga kepada sesama.

Di momen Ramadan ini ia kerap berkumpul dengan anak-anak yatimnya untuk sekedar berbagi rezeki dan memanjatkan doa bersama.

Kini, Rono menjadi bapak di antara puluhan anak yatimnya.

Ia tak pernah menyangka bahwa ia diberikan pelajaran yang amat berharga oleh Yang Maha Kuasa.

Ketika indra tak lagi melihat, ia berubah menjadi diri yang lebih baik dari sebelumnya, ternyata ia tersadar bahwa bersyukurlah kepada sang Illahi menjadi kunci kebahagiaan yang kekal.

KOMPAS.com/Pramdia Arhando Julianto

Sumber: Kompas.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di

Wiki Populer

© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas